Mencegah Terjadinya Gizi Buruk pada Anak

Friday, August 12, 2022

Saat ini sih gue lagi menikmati banget keleluasaan bisa bepergian sendiri karena anak-anak udah mulai gede dan pada sibuk sendiri.

Kalo dulu waktu anak-anak masih kecil mah cuma pergi ke minimarket depan komplek sebentar aja pulangnya udah disambut di depan pintu dengan penuh drama seakan-akan abis pergi seharian hehe. Kalo pergi ke event blog juga ditelfon terus dan ditanya kapan pulang. Tapi sekarang mah bebaaas, abis acara blog mau nongkrong atau ngafe dulu juga hayuk asal kalo pulang jangan lupa bawa oleh-oleh aja hehe.

Masih terekam dalam ingatan, kerempongan gue ketika menghadapi anak-anak yang masih balita seakan-akan baru terjadi kemaren. Drama menyusui, menyapih, gerakan tutup mulut, toilet training, bikin MPASI dan masih banyak lagi yang sudah gue lewati semuanya dengan terengah-engah hehe.

Ketika anak-anak gue masih balita, media sosial belum informatif seperti sekarang ini sih. Waktu itu baru ada facebook doang dan isinya pun cuma buat alay-alay gak jelas. Jadi kalo mau nyari informasi emang bener-bener harus niat banget, bisa dari TV, buku, majalah atau ikutan seminar.

Beda banget sama zaman sekarang, yang mana informasi bisa didapat dengan begitu mudah. Tinggal kita belajar aja gimana cara menyaringnya aja, supaya gak mudah terkena hoax.

Contohnya aja berita tentang stunting atau kurang gizi yang saat ini ternyata sudah menjadi program prioritas nasional lho. Rada kaget juga ketika tahu bahwa ternyata tingkat prevalensi stunting di Jawa Barat termasuk kategori tinggi nih. Kok bisa kayak gitu yah?

Mencegah Terjadinya Gizi Buruk Bersama YAICI & IBI

Kebeneran beberapa waktu yang lalu gue hadir di acara super berfaedah yang diselenggarakan oleh YAICI – Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia yang menggandeng IBI Jawa Barat – Ikatan Bidan Indonesia yang bertajuk Penguatan Peran Edukasi Bidan untuk Masyarakat Dalam Rangka Mencegah Terjadinya Gizi Buruk.

Acara yang berlangsung pada tanggal 11 Agustus 2022 di Fave Hotel – Paskal Bandung dihadiri oleh 2000 anggota Bidan Jawa Barat, media dan juga blogger (hybrid, online dan offline)

Turut hadir sebagai nara sumber yaitu Bapak Arif Hidayat, SE,MM selaku ketua Harian YAICI, dr. Alma Lucyati M. Kes, M. Si, MH. Kes, PDUI Jawa Barat. Hadir juga Maman Suherman, penulis & pegiat literasi serta Khalida Yurahmi, S.Psi, M.Psi Psikolog Klinis Dewasa.

Setelah menikmati coffee break yang telah disediakan, acara pun dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan dilanjutkan dengan menyanyikan Hymne IBI. Tentu saja gue gak bisa menyanyikan Hymne IBI, tapi baca liriknya yang terpampang di layar kok jadi terharu yah huhu. Kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Ketua IBI provinsi Jawa Barat yaitu Ibu Hj. Eva Riantini. Amd. Keb


Faktor Penyebab Masalah Gizi di Jawa Barat

Hal yang bikin gue rada bingung sekaligus miris adalah Jawa Barat seharusnya termasuk dalam provinsi yang akses informasinya mudah yah tapi kok bisa sih tingkat penyebaran stunting-nya masuk kategori tinggi? Sedih akutu! Kenapa sih kemudahan akses untuk dapet informasi kok gak dipake buat mendapat informasi tentang gizi anak?

Menurut survey pada tahun 2019, rata-rata penurunan stunting dalam tiga tahun terakhir di Jawa Barat adalah 1,35% per tahun. Bahkan pada tahun 2021 tingkat prevalensi stunting di Jawa Barat termasuk dalam kategori tinggi. Untuk 4 kabupaten/kota termasuk kategori sangat tinggi ( Kota Cirebon, Kab Bandung, Kab Cianjur dan Kab Garut)

Padahal dampak kekurangan gizi pada balita tuh fatal banget lho. Selain bisa mengalami gangguan tumbuh kembang juga bisa mengakibatkan berkurangnya tingkat kecerdasan dan prestasi akademik anak. Wah, kan sedih banget tuh kalau sampai kejadian ke anak-anak kita. Jangan sampai yah bund!


Gizi buruk adalah kondisi yang terjadi ketika tubuh mendapatkan asupan nutrisi terlalu sedikit atau justru terlalu banyak. Dampak gizi buruk juga gak bisa dianggap sepele lho, selain bisa melemahkan daya tahan tubuh juga bisa memicu berbagai macam penyakit.

Banyak faktor yang menyebabkan masalah gizi di Jawa Barat terutama yang terjadi pada 1000 HPK atau Hari Pertama Kehidupan yang merupakan fase penting di mana anak bertumbuh kembang dengan cepat dan signifikan. Permasalahan yang terjadi di antaranya adalah terdapat keluarga yang tidak bisa mendapat akses sanitasi yang layak, terdapat daerah dengan kerawanan pangan atau penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan. Masalahnya emang kompleks yah.

Padahal masa 1000 HPK merupakan masa kritis, Kementerian Kesehatan bahkan mendefinisikan fase tersebut sebagai periode emas. Masa di mana orangtua berkesempatan untuk membangun dan menetapkan fondasi kesehatan dan perkembangan anak secara optimal. Sayang banget kalau dikarenakan keteledoran kita akan literasi gizi, masa keemasan tersebut hilang begitu aja.


Mengenal dan Mencegah Stunting

Gak bisa dipungkiri bahwa yang namanya malnutrisi ternyata beneran ada di sekitar kita. Untuk bisa melakukan pencegahan, tentu saja kita harus terlebih dahulu mengenali tanda-tandanya. Biasanya sih anak yang terkena stunting akan memiliki tubuh pendek di bawah rata-rata, berat badan tidak naik bahkan cenderung turun dalam jangka waktu tertentu, pertumbuhan gigi terlambat dan kemampuan belajar menurun.

Gimana nih caranya supaya anak bisa terpenuhi asupan gizinya terutama pada masa 1000 HPK. Jangan salah lho, anak yang terlihat gemuk bukan berarti kebutuhan nutrisinya tercukupi lho. Menu gizi seimbang harus diberikan pada anak sesuai porsinya. Selain mengonsumsi makanan sumber zat gizi, bisa juga dengan cara memberi suplemen dalam bentuk obat. Jangan lupa minum susu juga.

Susu merupakan salah satu sumber protein hewani dan sumber kalsium yang dibutuhkan oleh anak. Susu juga merupakan salah satu asupan penting dalam upaya memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh.


Berbagai Jenis Susu di Sekitar Kita

Terdapat berbagai jenis susu di sekitar kita lho yang bermanfaat bagi tumbuh kembang anak.

ASI : Air Susu Ibu yang dikonsumsi bayi dan merupakan sumber gizi utama bagi bayi. ASI mengandung lemak 4,4 g, kolesterol 14 g, natrium 17 mg, kalium 51 mg, karbohidrat 7 g dan protein 1 g. Sebisa mungkin sih bayi meminum ASI sampai usia 2 tahun.

Susu Bubuk : bubuk yang dibuat dari susu kering yang solid. Susu bubuk mempunyai daya tahan yang lebih lama dari pada susu cair dan tidak perlu disimpan di lemari es karena kandungan uap airnya sangat rendah.

Susu Sapi Segar : Susu ini mengandung 31% kebutuhan vitamin D harian dalam tubuh kebutuhan vitamin A. Susu sapi segar juga mengandung 249 kalori dengan rincian 7,9% lemak, 7,7 % protein, 11,7 gram karbohidrat.

Susu UHT : Susu ini diolah dengan cara dipanaskan dalam suhu 135 derajat celcius dalam waktu 2-4 detik saja. Pemanasan dilakukan untuk menghilangkan bakteri yang bisa menimbulkan penyakit.

Sedangkan Kental Manis adalah susu sapi yang airnya dihilangkan dan ditambahkan gula. Sehingga kandungan komponen lemak dan gula pada kental manis sangat tinggi dibandingkan kandungan proteinnya.

Jadi walau namanya biasa disebut SKM atau susu kental manis tapi sebenernya kental manis tuh bukan pengganti susu lho yah. Makanya gak boleh banget dikasih ke anak di bawah usia satu tahun sebagai pengganti susu atau ASI karena hampir gak ada gizinya, tapi justru kandungan gulanya tinggi banget. Sehingga bisa mengakibatkan masalah gizi buruk atau stunting bahkan bisa menyebabkan penyakit diabetes. Duh, serem yah bund!


Mengapa SKM Bukan Untuk Minuman Anak

Selama ini kita memang sudah dicecoki oleh berbagai iklan yang menyebutkan bahwa SKM adalah susu yang bergizi dan aman dikonsumsi anak. Bahkan berdasarkan survey yang beredar sekitar 34% ibu memiliki pengetahuan bahwa SKM adalah susu, sedangkan 19,5% mengatakan bahwa SKM adalah air dengan rasa susu dan 42,2% tahu bahwa SKM adalah minuman gula yang ditambahkan dengan susu.

Banyak ibu memberikan SKM sebagai pengganti susu kepada anak karena harganya yang terjangkau. Hal ini membahayakan karena SKM merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan stunting.

Kejadian stunting dan status gizi buruk pada balita banyak ditemukan pada mereka yang rutin mengonsumsi SKM dalam kesehariannya. SKM bukan minuman untuk anak dikarenakan hal-hal berikut :
  • SKM mengandung gula sebesar 40-50%
  • Kadar gula yang tinggi pada SKM meningkatkan risiko diabetes dan obesitas pada anak
  • Asupan gula berlebihan akan merusak gigi anak
  • Kandungan gizi SKM lebih rendah dibanding dengan jenis susu lainnya
  • Kalsium dan protein SKM lebih rendah dari pada susu bubuk atau susu segar
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) menetapkan ketentuan mengenai kemasan, label dan promosi produk pangan untuk susu kental manis. Berdasarkan Peraturan BPOM Nomor 31 Tahun 2018 Tentang Label Pangan Olahan, pada label susu kental manis wajib dicantumkan peringatan :
  • Tidak untuk menggantikan ASI – Air Susu Ibu
  • Tidak cocok untuk bayi sampai usia 12 bulan
  • Tidak dapat digunakan sebagai satu-satunya sumber gizi
Jadi sekarang udah pada jelas dong yah kalo susu kental manis tuh bukanlah pengganti susu atau ASI lho yah. Tapi kalo dikonsumsi sama emaknya buat dipake toping martabak, roti, campuran kopi, teh atau es campur mah boleh banget. Itu mah gue juga doyan banget sih hehe.

24 comments:

  1. Tetangga sekitarku masih sering ngasih SKM buat bayi2nya, padahal udah dikasih tahu kalo susu itu bukan buat bayi ataupun balita, tapi pada tetep ngeyel. masih banyak bayi dan anak-anak yang stunting

    ReplyDelete
  2. Oh, ternyata gizi buruk pada anak itu bukan berarti hanya kekurangan asupan yang baik ya tetapi kalau berlebihan pun malah termasuk pada gizi buruk hmmm... Edukasi kesehatan seperti ini perlu disosialisasikan lebih banyak pada masyarakat. Apalagi ga sedikit orang beranggapan kental manis itu adalah susu padahal kan gula ituuu :)

    ReplyDelete
  3. sekarang deras banget informasi ya teh, heheuuu. Anak2 masih kecil nih aku paling gede sd kls 3. Dulu tau klo SKM bkn susu, pas zaman kecil sama nenek aku dikasih susu SKM. Tapi ku nggak doyan karena manis banget klo ditenggak jadi minuman. Stunting ini harus disebarluaskan infonya ya teh..

    ReplyDelete
  4. Ya, teh... SKM di desa-desa pelosok masih dikasihkan ke anak bayi sebagai pengganti susu, hiks... sedih bangeeet. Gizi nggak terpenuhi, gendut iya. Tapi bisa kok pelan-pelan diedukasi yaa lewat sosialisasi seperti ini lebih gencar lagi ke sasaran-sasarannya.

    ReplyDelete
  5. Wah angka stunting di Jawa Barat termasuk tinggi? Kalau di Jawa aja termasuk tinggi, saya jadi kepikiran bagaimana dengan yang di luar Jawa yang akses informasi maupun transportasi tak semudah di Jawa.

    Di sekitar saya juga masih banyak orang tua yang menyeduh SKM untuk anak-anaknya mbak, sudah tertanam bahwa itu adalah susu yang menyehatkan anak-anak.

    ReplyDelete
  6. Sedih emang nih ibu-ibu di kampung-kampung masih banyak yang mengira SKM bisa jadi pengganti susu, padahal isinya cuma gula ya. Semoga aja edukasinya bisa menjangkau pedesaan yang masih terbatas akses informasinya.

    ReplyDelete
  7. Hai mom, happy ya kalau anak-anak sudah besar, sudah bisa ditinggalkan. Masa itu juga sudah aku lewati beberapa tahun yang lalu. Anakku ASI sampai 10 bulan saja, setelahnya mereka minum susu sapi segar/ bubuk. Kalau SKM hanya sebagai cemilan alias toping untuk minuman lain

    ReplyDelete
  8. semoga indonesia bebas stunting ya. memang serem dampak stunting sampai menurun daya belajar, jadinya berpengaruh ke prestasi belajar ya. aku sekarang skm buat roti, biasanya bukan buat diminum.

    ReplyDelete
  9. Sedih juga pas tahu masih banyak anak yang masih mengalami gizi buruk ya mba. Semoga sosialisasi tentang susu kental warning diperuntukkan tidak bagi siapa, makin banyak yang ngeh ya mba

    ReplyDelete
  10. Dulu sebelum pandemi ada warga ngontrak di perumahan yang punya anak dengan kondisi gizi buruk. Sebenarnya tiap bulan diajak ke posyandu tapi selalu nolak. Pintu rumah sering tutup kayak sengaja menjauh dari pergaulan.

    Kadang ibu yang tidak tahu penyebabnya soal gizi buruk, bisa karena malu atau tidak pede, merasa kurang dalam materi. Imbasnya kena anaknya padahal kader setempat juga udah berupaya. Begitu dipaksa oleh dokter dari puskesmas baru deh anaknya mau diperiksa.

    ReplyDelete
  11. Yess sudah jelas, padahal SKM dulu minumanku sejak kecil lho bun...
    Untung anak-anak gak aku kasih, mereka minumnya susu uht.

    Jadi paham setelah membaca soal SKM bukan susu di blog ini

    ReplyDelete
  12. Edukasi dan sosialisasi semacam ini sangat diperlu untuk disebarluaskan sebagai langkah awal membantu mengurangi masalah gizi buruk pada anak yaa. Dulu waktu saya kecil juga dikasih SKM sama ibu tapi saya kurang suka

    ReplyDelete
  13. Edukasi yang baik sekali mengenai perbedaan susu UHT, SKM, susu bubuk dan susu sapi segar.

    Rasanya memang sebagai Ibu perlu banget banyak belajar akan pentingnya 1000 hari pertama yang memengaruhi kehidupan anak di masa depan untuk cegat tumbuh stunting dan kemungkinan mengalami gizi buruk.

    ReplyDelete
  14. Semoga permasalahan gizi buruk ini semakin banyak yang mengedukasi tentang pentingnya pengetahuan kalo SKM bukan susu.
    Soalnya masih banyak banget para ortu yang belom paham tentang efeknya SKM yang diberikan pada anak .

    ReplyDelete
  15. Kalau ngomongin soal gizi anak rasanya nggak habis habis ya bi, banyak hal yang harus kita pelajari. Apalagi urusan gizi anak, jangan sampai lengah karena dampaknya buruk bagi anak. di desa desa masih banyak ini ibu ibu yang ngasih anaknya SKM, dikasih air ditaruh di dot :(

    ReplyDelete
  16. Edukasi seperti masih harus banget dilakukan, karena memang masih ada yang menganggap bahwa SKM itu susu. Sedihnya anak-anak balita juga sudah banyak yang mengonsumsinya. Semoga dengan begini jadi lebih banyak orang tua yang lebih aware ya mak.

    ReplyDelete
  17. Dulu, biar minum susu tuh beli SKM langsung langsung sebotol. Karena ya.. dikiranya itu susu. Untung skrg banyak edukasi ttg SKM, jadi beneran mengurangi SKM

    ReplyDelete
  18. Wah Jabar termasuk tinggi stuntingnya yaa huhu. PR-nya masih sangat tinggi nih supaya bisa membuat masyarakat lebih sejahtera dan memberikan gizi terbaik buat anak2 ya mbak. Salah satunya dgn gencar edukasi bahwa SKM bukan susu pengganti ASI maupun formula ya mbak TFS.

    ReplyDelete
  19. Ha, Kota Cirebon termasuk empat besar angka stunting? Aku kok agak herman dengan data ini.. Secara, daerah kota kan biasanya lebih maju drpd kabupaten ya... Malah bukan kabupaten Cirebon yang lebih luas dan banyak daerah mblusuk2 ke pantai2.

    Btw, tadi baca prolog bibi teliti yang uda "nyantai" karena anak uda gede2, aduh pengiin. Tapi, pasti kaget kalau besok bangun pagi anak2 uda guede hahaha.. jadi enjoy the days memang yaaa :)

    ReplyDelete
  20. Miris ya di kita ini kasus gizi buruk tetap banyak. Semoga deh, dengan semakin teredukasinya masyarakat tentang bahayanya gizi buruk dan stunting, kasusnya bisa semakin menurun. Peran bidan ini penting banget deh dalam mencegah penyakit gizi buruk. Kayak di tempatku, bidannya aktif banget dengan masalah ini. Ikut terjun langsung ke masyarakat di posyandu.

    ReplyDelete
  21. Tingkat stunting di Jawa Barat aja masih tinggi apalagi di pelosok daerah. Memang harus terus menerus sosialisasi di tingkat posyandu agar tingkat stunting makin berkurang.
    Mungkin gara-gara harga susu yang mahal dan susah dijangkau di daerah pelosok, orang tua jadi milih SKM ke anak-anaknya yang bisa dibeli di warung dekat rumah.
    Jadi PR banyak pihak mengentaskan stunting di Indonesia

    ReplyDelete
  22. aku ... aku ... sedang menikmati masa-masa ditungguin balita saat di kamar mandi, hahaha

    btw, Jabar banyak PR juga yah mungkin karena provinsinya luas banget, banyak kabupaten yang akses infonya masih terbatas. Stunting jadi PR, tempo hari pneumonia di salah satu kabupaten di Jabar juga tinggi.

    ReplyDelete
  23. Angka stunting makin naik ya sekarang tuh. duh. Semoga banyak penyuluhan dan sosialisasi masalah gizi buruk ini yah, supaya anak - anak Indonesia bisa sehat dan tumbuh dengan baik, aamiin.

    ReplyDelete
  24. Iyaa euy sayang bgt masih banyak anak2 yg malnutrisi. Bener2 sih gizi tuh harus dijaga dr di dalam kandungan. Bahkan sejak sebelum ibu hamil kan juga penting ya..

    Nah iyaa skm itu bukan “susu” huhu.. ga ada salahnya konsumsi tp ya itu bukan untuk diseduh. Mending dijadiin topping2.

    ReplyDelete

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS