Gue merasa bersemangat menyambut lebaran tahun ini yang sepertinya sih gak akan sesuram tahun lalu. Sudah dua tahun berturut-turut lebaran yang kita alami berasanya suram banget deh. Iya gak sih?
Lebaran yang seharusnya bertemu
dan bersilaturahmi dengan keluarga besar akhirnya hanya bisa dilakukan lewat
video call aja. Boro-boro mau mudik, keluar rumah aja bawaannya parno. Bahkan
rumah yang biasanya ramai dikunjungi tetangga pun, selama dua tahun terakhir
terpaksa ditutup dulu. Pokoknya gak terima tamu dulu deh.
Shalat Ied pun gak di lapangan
besar seperti biasanya, tapi di depan pagar rumah dan dikasih jarak. Biasanya
sesudah shalat Ied, lingkungan sekomplek langsung berkumpul di mesjid untuk
bersalam-salaman tapi dua tahun belakangan ini selesai shalat hanya dadah-dadah
saling melambaikan tangan dan langsung pulang ke rumah masing-masing. Kue lebaran pun utuh dan hanya dimakan
sama kita-kita sendiri deh. Sedih banget deh!
Nonton berita langsung stres lihat orang-orang yang maksa untuk tetep mudik.
Kelar lebaran makin stres karena kurva pun naik kembali sembari membatin dalam
hati ‘Duh, ini pandemi kapan berakhir sih!’