Sesungguhnya dulu gue jarang secara serius membahas tentang uang dengan Fathir.
Biasanya gue hanya memberikan uang jajan secukupnya ketika ia berangkat sekolah, disertai pesan-pesan tentang beberapa jajanan yang gak boleh dibeli hehe. Kemudian malamnya sembari ngobrol, suka gue tanya tadi di sekolah jajan apa aja.
Saking polosnya, dulu Fathir sampai pernah memuja mesin ATM karena dianggap sebagai mesin ajaib yang bisa ngasih uang, kapan pun kita butuh! Haha
Akhirnya pelan-pelan gue mulai memberikan pondasi tentang nilai-nilai keuangan kepada Fathir, tapi masih yang versi sederhana aja. Minimal dia belajar dulu untuk bisa membedakan antara keinginan dan kebutuhan. Jadi setiap kali Fathir ingin membeli sesuatu, selalu gue tanya dulu berkali-kali : apakah emang bener-bener butuh atau hanya sekadar kepengen aja? Seringnya sih cuma sekadar pengen doang hahaha.
Fathir juga sedikit-sedikit belajar menabung dan investasi sih. Untuk uang dalam jumlah besar yang pernah diterima Fathir seperti angpau THR dan angpau sunatan, biasanya dititipkan ke gue. Kemudian sebagian ditabungkan dan sebagian lagi gue belikan emas hehe. Fathir tahu sih jumlahnya dan terkadang suka gatel pengen pake, tapi gue tahan-tahan aja haha.