Sejak memasuki era digital, sepertinya mulai banyak sekali bermunculan
perusahaan start-up di sektor keuangan.
Biasa
disebut Fintech atau Financial Technology adalah lembaga keuangan yang
beroperasi secara online. Permasalahannya adalah mereka tuh getol banget ngiklan dimana-mana
lho. Kadang nongol di aplikasi atau bahkan SMS, nawar-nawarin duit terus. Siapa
sih yang gak tergiur ketika ditawarin pinjaman secara online dan tanpa agunan?
Hayoh siapa cobak?
Tapi
proses peminjaman di Fintech ini terkadang syaratnya gampang bener, cuma ngirim
data pribadi dan copy KTP doang pinjaman udah langsung bisa cair. Nah lho,
gimana urusannya tuh. Kalo prosesnya terlalu mudah kayak gitu, buat gue sih
malah jadi serem makanya gak pernah pengen nyobain.
Tapi
justru kemudahan proses dan syarat pinjaman seperti itulah yang membuat banyak
orang terjerat. Bayangin dong ketika kita lagi butuh banget duit, misalnya buat
bayar sekolah anak atau nambah modal usaha tiba-tiba aja muncul tawaran seperti
itu. Tanpa perhitungan dan pikir panjang pasti bawaannya pengen langsung minjem
kan yah.
Kadang
kita jadi terlena dan tidak memikirkan seberapa besar bunga atau denda yang
akan dikenakan. Udah keburu napsu duluan. Padahal bunga yang diterapkan oleh
Fintech ini biasanya cukup besar, bahkan untuk keterlambatan pembayaran
biasanya dikenakan denda per-hari lho. Jadi akan semakin menggunung-lah hutang
pinjaman kita.
Pada akhirnya banyak
konsumen yang terjebak!