Masih terlintas dalam ingatan gue ketika Bandung pernah menjadi lautan sampah di sekitar akhir tahun 2023.
Saat itu TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Sarimukti mengalami kebakaran sehingga tidak dapat beroperasi. Selama berminggu-minggu sampah di komplek rumah gue gak diangkut dan jadi semakin menggunung.
Segelintir bapak-bapak di komplek rumah gue akhirnya berinisiatif untuk membakar sampah, tapi akhirnya malah jadi asap menguar ke segala penjuru komplek, alias polusi udara banget cuy!
Gue teringat saat itu setiap kali sedang mengendarai motor, buntelan plastik berisi sampah terhampar di hampir sepanjang jalan di Bandung. Situasi semakin parah kalo abis melewati daerah pasar, sampahnya semakin menjijikkan. Apalagi saat itu mulai masuk musim hujan, aroma sampah yang udah kebanjur air hujan bener-bener bikin suasana Bandung jadi malesin deh!
Namun masalah sampah tuh memang gak pernah akan ada habisnya sih. Gue sekeluarga sedikit demi sedikit sudah mulai mengurangi pemakaian plastik yang ujung-ujungnya bakal jadi sampah di rumah. Udah mulai jarang beli minuman kemasan dan ke mana-mana selalu bawa tumbler aja. Tapi emang masih sulit untuk bisa konsisten karena lumayan banyak godaannya yah.
Makanya gue terkagum-kagum sama sosok Amilia Agustin, peraih Anugerah Astra Satu Indonesia Awards 2010 yang sempat menyandang gelar Ratu Sampah Sekolah.
Amilia Agustin - Tokoh Inspiratif Peraih Anugerah Astra Satu Indonesia Awards
Sesungguhnya tidak mudah untuk bisa konsisten dalam mengelola sampah, tapi Amilia Agustin sudah memulainya sejak masih muda. Di usia 14 tahun ia sudah mulai merasakan keresahan akan sampah dan berinisiatif melakukan kampanye zerowaste atau upaya untuk meminimalisasi produksi sampah di sekolahnya. Ini keren banget!
Gue di usia 14 tahun kayaknya lagi sibuk fomo gaul bareng temen-temen sih, boro-boro punya waktu buat mikirin lingkungan. Namun Ami dan teman-temannya di ekstrakurikuler KIR (Karya Ilmiah Remaja) bahkan mendatangi YPBB atau Yayasan Pengembangan Biosains dan Bioteknologi yang bergerak di bidang pengomposan dan pemilahan sampah untuk membuat tempat pemilahan sampah organik dan anorganik.
dari sampah organik menjadi pupuk- Amilia Agustin (sumber : perhumas.or.id) |
Hal inilah yang pada akhirnya membuat Ami berhasil diundang ke Jakarta sebagai kandidat penerima SATU Indonesia Awards pada tahun 2010 sebagai kandidat termuda.
Berkat kegiatan pengelolaan sampah yang dilakukan, sekolah Ami memiliki subdivisi yang dinamain Sekolah Bebas Sampah atau Go to Zerowaste School. Anggota subdivisi tersebut perlahan bertambah menjadi 10 orang dan program tersebut mulai diperkenalkan di berbagai acara di sekolah.
Program ini tentu saja menghadapi berbagai macam tantangan. Banyak yang menganggap dus tempat pemilahan sampah organik & anorganik di setiap kelas terlihat kurang estetik dan bikin kumuh, sehingga akhirnya diakali dengan cara melapisi dus tersebut dengan kertas kado.
Gak cuma membuat program yang bikin sekolahnya bisa bebas sampah, tapi Ami beserta team juga mencari cara supaya bisa memanfaatkan sampah-sampah yang sudah dikumpulkan menjadi barang yang bisa digunakan kembali.
Ketika Ami mengetahui kalau ada salah seorang temennya berasal dari keluarga yang kurang mampu, ia memiliki ide untuk memberdayakan ibu dari temennya tersebut untuk mendaur ulang dan mengelola sampah yang sudah terkumpul menjadi barang yang bermanfaat. Akhirnya terbentuklah team yang terdiri dari para ibu-ibu yang bertugas untuk membuat tas atau berbagai aksesori dari bahan plastik yang udah terkumpul.
pengolahan sampah anorganik (sumber perhumas.or.id) |
Hal-hal inspiratif tersebut yang berhasil membuat Ami meraih Satu Indonesia Awards di bidang lingkungan serta mencatatkan namanya sebagai peraih termuda penghargaan tersebut dan mendapatkan hadiah sejumlah dana.
Belajar Tentang Gaya Hidup Berkelanjutan dari Amilia Agustin
Setelah berhasil meraih penghargaan Satu Indonesia Awards dari Astra, Ami tidak berhenti sampai di situ. Ia tak ingin menyia-nyiakan dana yang didapat dari penghargaan dan memanfaatkannya untuk membeli mesin jahit yang kemudian digunakan oleh para ibu-ibu yang bekerja mendaur ulang sampah.
Walau Ami sudah lulus sekolah, namun kegiatan pengelolaan sampah di sekolah masih tetap berlangsung. Program Sekolah Bebas Sampah yang dirintis oleh Ami dan teman-temannya masih berjalan lintas generasi.
Setelah duduk di bangku SMA, Ami berinisiatif untuk mendirikan komunitas Bandung Bercerita. Komunitas tersebut memiliki kegiatan untuk mendidik anak-anak yang biasa bermukim di rel kereta api kota Bandung. Hal ini untuk membangkitkan rasa percaya diri anak-anak dan melatih keberanian mereka.
Komunitas Bandung Bercerita juga pernah membuat modul '101 Creative Teaching' yang berisi materi cara mengajak anak supaya mau belajar. Modul ini bahkan diduplikasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang diterapkan kepada anak-anak penyintas korban bencana.
Setelah berkuliah di Universitas Udayana Bali, Ami masih peduli akan lingkungan dengan cara mendirikan Bank Sampah. Keinginannya untuk selalu bermanfaat bagi lingkungan membuat Ami hanya ingin bekerja di divisi CSR (Corporate Social Responsibility) dan hal tersebut berhasil tercapai. Saat ini Ami bekerja di sebuah perusahaan dan tetap gigih untuk mengampanyekan masalah lingkungan.
Kita bisa belajar banyak dari sosok Amilia Agustin yang menginspirasi.
sumber :
https://tokohinspiratif.id/amilia-agustin/
https://www.bandung.go.id/news/read/8327/tpa-sarimukti-terbakar-plh-wali-kota-bandung-tegaskan-warga-harus-pil
https://www.idntimes.com/life/inspiration/rizkilutfi/kisah-inspiratif-amilia-agustin-
Salut banget dengan usaha Ami yang terus konsisten dan berhasil memberdayakan orang lain juga. Jadi reminder buat kita kalau perubahan bisa dimulai dari langkah kecil, ya
ReplyDeleteSemoga makin banyak sosok Amilia Agustin lainnya yang juga bisa membantu kita dalam mengatasi sampah ya. Apa yang dilakukan Amilia inikeren banget untuk meminimalkan produksi sampah. Sudah pantas banget dapat penghargaan dari SATU Indonesa Awards
ReplyDeleteMasalah sampah menjadi kewajiban kota semua. Seandainya banyak anak muda yg seperti Ami, paling tidak kan bisa mengurangi problem sampah di Indonesia. Semoga kisah Ami menginspirasi anak2 muda yg lain untuk turut memikirkan masalah sampah dan lingkungan.
ReplyDeleteKeren banget inisiatif program Sekolah Bebas Sampahnya, apalagi masih terus konsisten gerakanya hingga lintas generasi
ReplyDeleteBaru tadi aku ngobrol sama suami, saat lewat rumah seorang perempuan baya yang aktif banget memungut sampah di sungai dan menumpuk limbahnya yang bisa dijual, sungguh membantu sekali akan kebersihan limbah plastik di sungai
ReplyDeleteBener banget teh 14 tahun kayaknya aku masih sekolah yang haha hihi culun kemana-mana deh wkwk. Tapi Ami keren diumur segitu udah kepikiran peduli lingkungan dan sesama. Gak salah kalau beliau berhak dapet penghargaan dari Astra. Semoga programnya bisa terus berkelanjutan ya
ReplyDeletePerjuangan Amilia dalam menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan berhasil, mengingat buruknya kondisi sampah di masyarakat.
ReplyDeleteSaya selalu salut dengan kiprah orang-orang dalam mencintai lingkungan, salah satunya kayak Amilia Agustin yang peduli dengan pengelolaan sampah. Kalau saya masih sebatas memilah sampah, dan seringnya sampah organik saya jadikan kompos di pot
ReplyDeleteAh inspiratif banget kisah Amilia Agustin ini ya teh
ReplyDeletePunya kepedulian dan aksi nyata dalam mengatasi persoalan sampah ini
Salut banget ya, seusia Amilia Agustin udah bisa mengubah dunia. Zaman SMU kepikiran buat mengelola sampah jadi barang yang lebih bermanfaat. Sekarang pun dia udah kerja di perusahaan danmasih giat mengkampanyekan masalah lingkungan. Salut deh
ReplyDeletekeren banget dek amilia agustin ini sejak masih SMP sudah giat sekali usahanya dalam menjaga lingkungan. pastinya sekarang juga amilia memiliki program baru juga ya terkait pengelolaan sampah ini
ReplyDeleteAku 14 tahun ngapain ya...hiks. keren banget Amilia Agustina di usia 14 tahun sudah berinisiatif melakukan kampanye zerowaste atau upaya untuk meminimalisasi produksi sampah di sekolahnya bahkan berlanjut hingga kini. Salut!
ReplyDeleteBetul mba terkait persoalan sampah ini mestinya setiap individu aware dan care. Sehingga bisa mengurangi keberadaan sampah dengan berusaha diet plastik dan terus membawa tumbler dalam keseharian.
ReplyDeleteAmazing, salut serta takjub. Sejak usia 14 tahun Amilia Agustin udah sangat care sama persoalan sampah dan dia terus berjuang secara konsisten. Sangat panats sekali mendapatkan penghargaan kiprah nya enggak main-main.
Beneran bisa menginspirasi banyak orang jiga pastinya. Makin tersadar bahwa sampah ini harus disolusikan supaya tidak mendatangan banyak masalah.
Biiii, aku umur 14 tahun kayaknya masih mainin tamagotchi deh, ini Mba Ami keren bangeeet di usia segitu udah mikirin lingkungan. Gak heran dan layak sih kalau dapat berbagai penghargaan. Semoga aku bisa lebih konsisten, minimal nenteng tumbler kemana-mana saat bepergian.
ReplyDeleteSalut dengan Amilia di 2010 udah concern ke sekolah zero waste. Masa itu kayaknya masih jarang yang mengelola sampah apalagi ini dari kalangan anak muda.
ReplyDeleteBtw, sekarang sekolah-sekolah juga ada semacam penghargaan untuk yang mengelola sampahnya, sekolah hijau gitu.
Gaya hidup berkelanjutan yah diperlihatkan kak Amilia perlu untuk kita terapkan pula ya Teh. Secara konsisten dia melakoninya, dan cocok memang mendapat apresiasi SIA
ReplyDeleteSalut sekali dengan Amilia Agustin yang sudah peduli masalah sampah sejak umur 14 tahun dan masih sekolah.. Salut buat beliau. Memang masalah sampah ini komplek banget ya
ReplyDeleteSeluruh pemerintah daerah di Indonesia tuh harus belajar mengelola sampah dari Mbak Amilia ini ya jadi masalah sampah yang klasik seperti tempat pembuangan akhir penuh, sampah menumpuk di jalan bisa teratasi..gemas banget...
ReplyDeleteWah keren ini Mbak Ami, sejak remaja udah peduli sama sampah yaa. Apalagi di Bandung. Walaaahh pernah ada kejadian kebakaran dan bikin pembuangan sampah macet to tahun lalu. Baru tahu. Moga2 nggak kejadian lagi yaa.
ReplyDeletePersoalan sampah emang susah kalau cuma ngandelin pemerintah. Butuh kontribusi dari masyarakat juga.
Waw luar biasa ya Amilia Agustin ini. Sejak usia 14 tahun udah punya inisiatif dan inovasi dalam bidang lingkungan. Sangat menginspirasi para anak muda juga orang-orang yang lebih dewasa (yang masih gak peduli sampah).
ReplyDeleteUntuk mendisiplinkan diri sendiri dari mengelola sampah aja, gak mudah yaa..
ReplyDeleteIni ka Ami mengajak lingkungannya bahkan dulu adalah orangtua temen-temennya untuk bersama-sama kelola sampah agar lebih bermanfaat. Keren banget idenya dan cara berkomunikasinya.
Salut banget dengan anak muda yang menginspirasi apalagi membentuk komunitas atau yang memberikan manfaat bagi orang banyak
ReplyDeleteKeren banget sih seusia Amilia udah mikirin lingkungan dan ini dampaknya nggak main-main lho! InsyaAllah semangatnya bisa nular ke anak muda lain termasuk kita yang udah dewasa untuk senantiasa menjaga lingkungan juga
ReplyDeleteKeren ya Ami, saat umur 14 udah keidean untuk mengelola sampah di sekolahnya. Semoga saja masih terus berjalan tuh sistem pengelolaan sampahnya setelah dia lulus.
ReplyDeletePantas banget memang Amilia ini mendapat penghargaan. Ini bakal menjadi legacy dia di masa depan. Menjadi portofolio yang akan semakin memuluskan kariernya di masa mendatang. Insya Allah.
ReplyDelete