Mengulik Seluk Beluk Pernikahan Melalui Drama Korea Because This is My First Life - part 2

Thursday, December 21, 2017

Setelah sekian lama nongkrong di draft, akhirnya postingan ini tamat jugak! 

Terima kasih buat semua teman-teman yang udah menyemangati gue untuk lanjutin postingan ini yah. Maaf karena keterbatasan, gak semua komentar di blog, IG atau twiter bisa gua jawab. Tapi semua komentarnya gue baca satu-persatu dan bikin gue semangat kok. Makasih yah.

Sebelum lanjut membaca, gue sarankan untuk membaca part 1 -nya terlebih dahulu : Mengulik Seluk Beluk Pernikahan Melalui Drama Korea Because This is My First Life - part 1


Para Second Lead

Sebelum masuk ke materi yang lebih mendalam tentang drama Because This is My First Life, sebagai pembuka sekaligus pemanasan, maka saat ini gue akan membedah topik kesayangan gue, yaitu second lead! 

Hati apa kabar hati? Udah siap kan untuk gue guncang-guncang? Bhahahaha.

Sesuai janji gue di postingan sebelumnya, maka berdasarkan observasi dan pengamatan gue selama ini, akan gue jabarkan berbagai jenis second lead yang biasa wara-wiri di Kdramaland. Adapun berbagai karakter Second Lead dalam Kdrama menurut versi Bibi Titi Teliti dapat diklasifikasikan dalam beberapa jenis :

Second Lead antara Ada dan Tiada

Dalam beberapa drama tertentu YANG SEBAIKNYA DIHINDARI, kerap kali terdapat second lead yang mana status dan posisinya semacam kurang jelas. Dibilang second lead tapi kok eksistensi dan keberadaan mereka mirip kayak first lead, tapi dibilang first lead pada kenyataannya mereka GAGAL MERAIH CINTA!

 Junghwan dari drama Reply 1988 dan Wang Yoo dari drama King in Love merupakan contoh ideal untuk second lead kategori ini.
duta second lead kesayangan kita bersama
Gue telah beberapa kali jatuh ke dalam perangkap dan menjadi korban second lead jenis ini. And I am telling you, it gives you the new level of broken heart!

Nge-ship second lead yang sudah jelas status dan asal-usulnya akan memberi waktu pada hati lo untuk bersiap-siap. Tapi nge-ship second lead jenis Junghwan ini ibaratnya kayak lagi diserang tiba-tiba. Hati lo bagai dirampas, dibejek-bejek  kemudian dihempaskan begitu saja ke tebing yang curam.

SAKIT HATINYA BEDA BANGET DAN BERASA KAYAK LAGI DITYPU MENTAH-MENTAH! TOLONG YAH WRITER-NIM, HATI AKU INI BUKANLAH SQUISHY YANG BISA KAU REMAS-REMAS SEENAKNYA LHO! 

Untuk mencegah jatuhya lebih banyak korban patah hati untuk second lead jenis ini, saran gue sih simple aja. Plis gak usah songong dan sok kuat menonton drama yang dari awal gak dijelaskan siapa second lead-nya. 

Jaga dan lindungilah hati lo yang berharga itu baik-baik karena biar bagaimana pun juga, kita tak akan pernah bisa melawan takdir yang telah ditetapkan oleh penulis skrip. 

Takdir second lead memang perih.

Second Lead Penuh Tuntutan

Second lead dengan penokohan seperti ini yang kayaknya paling sering beredar di Kdramaland. Karakternya khas second lead banget. 

Gue tajir, gue ganteng, gue berkuasa dan gue sadar akan semua itu. Jadi elo HARUS suka ama gue karena gue adalah lelaki yang paling sempurna di semesta raya ini dan satu-satunya lelaki yang paling memahami isi hati lo! Ngerti lo?

Hah?! APA? Jadi elo lebih memilih si first lead kampret tak berharga yang sering menyakiti hati lo itu dibanding gue? Gak salah lo? Sini biar gue hancurkan dia, biar elo bisa sadar siapa yang sebenernya elo cintai! 

Udah angkuh, congkak dan belagu tapi tetap aja CINTANYA KANDAS. Namanya juga second lead! Merasa familiar dengan penokohan second lead yang kayak gitu? 

Kita bisa menemukan sifat second lead jenis seperti itu pada sosok Choi Young Do dari drama The Heirs dan CEO Park Jung Wo di drama Temperature of Love.

Whoaaaa, jadi kangen Woobin :(
Second Lead yang Terlalu Sempurna dan Tak Tergapai

Second lead model beginian sih yang menurut gue paling menguras hati. Gue udah beberapa kali keceletot sama second lead jenis ini dan rasanya memang tak tertahankan.

Karakternya terlalu ideal dan too good to be true. I cant help it. Ia sabar, penuh pengertian, selalu siap menemani dan melindungi kapan pun dibutuhkan. Dan ketika pada akhirnya ia harus melepas cintanya, maka ia pun akan dengan berjiwa besar dan berlapang dada menerima kekalahannya.

Second lead yang masuk ke kategori menyedihkan seperti ini menurut gue sih Jidwi di drama Hwarang dan dedek Nam Gil di drama Go Back Couple.
Sinih dek, mending sama Tante aja yuks!
Ya Allah, setiap kali gue ketemu second lead jenis ini gue harus berkali-kali meyakinkan otak gue bahwa melabuhkan hati kepada first lead sudah merupakan keputusan yang paling tepat. Cinta mereka memang tak mungkin bersatu. 

Contohnya saja karakter Jidwi di drama Hwarang merupakan Raja Shilla yang memang tak mungkin menikah dengan rakyat jelata. Sedangkan di drama Go Back Couple, udah jelas lah yah pasangan menikah yang bermasalah sudah sepantasnya untuk rujuk kembali apalagi bila memiliki anak, jadi Nam Gil memang sudah tak mungkin memiliki Ma Jin Jo.

Tapi entah mengapa walaupun otak gue sudah berkali-kali menjelaskan fakta tersebut pada hati gue, tapi hati gue bandel banget dan terus-terusan mendambakan si second lead. 

Hey, hati! Elo nurut sama otak aja bisa gak sih? Biar hidup gue bisa lebih mudah? Memang hanya mereka yang berhati tangguh sajalah yang pantas mencintai para second lead. 

Tertanda, Ketua Paguyuban Pecinta Second Lead cabang Ciwastra *yang tertarik mau ikutan gabung boleh dm, iuran tahun pertama diskon 12.5 persen kalo daftar sebelum tahun baru yak!*

Second Lead Istiqomah

Sepertinya dia adalah second lead jenis terbaru, karena gue baru menemukannya dalam sosok Han Woo Tak di drama While You Were Sleeping.

Dia adalah tipe second lead yang mencintai dalam hening.
Ia rela dengan tulus dan ikhlas menyimpan cintanya rapat-rapat demi persahabatan dan kebahagiaan sang gebetan. Memendam cinta jaman jigeum mah emang cukup dieksekusi dengan cara nge-save foto bayangan bareng gebetan buat dijadiin lockscreen doang.

Di tengah gempuran para karakter second lead yang semakin banyak tuntutan dan membuat hati gundah, sosok second lead yang berbeda seperti ini terasa menyegarkan sukma.
Sungguh tokoh second lead yang memiliki ahlak mulia dan layaq menjady panutan bagi kita semuwah.

Second Lead yang Sesuai Porsinya

Menurut gue sih, second lead dalam drama Because This is My First Life termasuk dalam kategori ini. Akan gue bahas second lead male dan female-nya sekaligus yah, khusus untuk drama ini aja.

Second lead Male di drama Because This is My First Life 

Sebelumnya gue merasa sedikit terkecoh dan beranggapan bahwa drama ini gak ada second lead-nya, karena tokoh tersebut gak nongol sama sekali di posternya. Makanya sempat terkesiap ketika tiba-tiba menemukan tokoh Boknam si brondong memikat berlesung pipi nongol di sekitar eps 9.

Dia muncul secara mengejutkan dan sempat mengobrak-abrik ketenangan gue dalam nge-drama karena kutak sanggup kalo harus membagi cinta lagi *EMANGNYA ELO JIHO!*

Kepribadiannya yang bertolak belakang dengan Se Hee membuat ritme menonton kita jadi makin seru. Pada point tertentu ketika mendengarkan bacotnya Boknam tentang betapa kita harus menikmati hidup ini sebebas-bebasnya, gue jadi sempat mikir betapa membosankannya Se Hee yang semua aspek dalam hidupnya harus serba terencana dan tertata rapi hahaha.

Paling bisa yah emang writer-nim ini!

lesung pipinya pengen gue cabein saking gemasnya!
Tapi seiring berjalannya episode, gue semakin yakin bahwa walaupun Boknam ini secara visual sangat memikat dan memiliki pemikiran yang mencerahkan, YOLO – You Only Live Once – tapi somehow, secara tingkat emosional dia kurang cocok untuk disandingkan dengan Jiho, menurut gue lho yah! Gue yakin banget Boknam gak bakal nyambung kalo diajak diskusi ama Jiho tentang Room 19 hahaha.

Jiho butuh lelaki yang punya tingkat kepekaan dan sensitifitas level tinggi untuk bisa mengimbangi jalan pikirannya. Boknam terlalu nyantai dan free spirit, sementara Jiho punya sisi serius – deep thinker yang hanya bisa diimbangi oleh cowok type analitis seperti Se Hee.

Gue senang sih pada akhirnya tuduhan stalker untuk Boknam hanyalah kesalahpahaman semata. Gak tega banget sih cowok semurni dan setampan itu kalo dikasih peran stalker hahaha.

Untunglah posisi second lead di drama ini sudah sesuai dengan porsinya. Not overpowering. Bukan sebagai pengguncang hati, tapi justru berperan untuk memperkuat cinta mereka. Kemunculan Boknam membuat Se Hee menyadari perasaannya kepada Jiho dan menimbulkan rasa protektif. 

Dan yang terpenting adalah membuat Se Hee akhirnya sadar bahwa keselamatan Jiho jauh lebih penting dari pada spion motor Harley! Bhahahahaha

Second lead female di drama Because This is My First Life

Baiklah, gue akui saja dengan terus terang bahwa selama ini sebenarnya gue tergabung dalam golongan penonton sesat yang seringkali mencerca para second lead female. Abis gimana dong, soalnya kelakuan mereka itu ngeselin banget dan bikin gue jadi berhasrat untuk ngebanting botol minum Tupperware gue yang belum lunas cicilannya itu. *aniwey yang gue cerca karakternya lho yah, bukan orangnya*

Iya, aku memang senista itu. AKU HINA!

Bahkan sebelum tokoh second lead female di drama ini nongol pun, cuma baru diceritain doang nih, gue sudah bertekad untuk membencinya dengan sepenuh hati. Seriusan! Cobak dong elo bayangin, cewek kejam macam apa yang tega membuat Se Hee patah hati sampai 12 tahun!?

12 tahun itu bukan kurun waktu yang singkat lho. Sebagai informasi aja, 12 tahun itu adalah jangka waktu yang dibutuhkan oleh seorang anak untuk menyelesaikan program pemerintah wajib belajar lho. Lo bayangin dong, 12 tahun itu berarti lo udah bisa lulus SD-SMP-SMA dan bisa langsung ujian masuk SPMB. 

12 tahun itu waktu yang terlalu lama untuk patah hati! Terlalu lama! Gue sih udah ngebayangin bahwa mantannya Se Hee ini tipe mantan yang biasa kita hujat di Rumah Uya Kuya itulah. POKOKNYA SEGENAP PARTIKEL DI SEKUJUR TUBUH GUE SUDAH SIAP UNTUK MEMBENCINYA HABIS-HABISAN!!

Kemudian si mbak-nya nongol!
Trus masangin anting buat Jiho!
Lalu bantuin Jiho buat balas dendam sama rekan kerjanya yang kurang ajar itu!
HATI GUE  PUN LULUH  DAN TERPIKAT!  GAK BISA MEMBENCI DIA! 
 *yah, gimana dong tekad gue untuk ngebenci orang kok cuma segitu doang?*

Untunglah karakter mantan Se Hee ini gak dibikin bitchy seperti para second lead female pada umumnya, karena gue gak akan rela kalo Se Hee pernah terpikat dengan cewek tipe seperti itu.

Dan yang paling gue suka dari mbak mantan ini adalah dia berbaik hati untuk memberikan closure kepada luka yang masih menganga di hati Se Hee. Di surat perpisahan yang terselip dalam buku puisi, tertulis kalimat kutukan : Don’t ever love someone, you don’t have the right to love. Semacam disumpahin gitu. semoga elo menderita selamanya.

Tapi untunglah pada akhirnya mbak mantan mencabut kutukannya dan mengucapkan kalimat sakti : semoga elo bahagia!

Mengulik Seluk Beluk Pernikahan ala Se Hee & Jiho

Apabila di tulisan sebelumnya gue menceritakan tentang awal muasal bagaimana pasangan ini terlibat dalam sebuah pernikahan tanpa cinta, maka di sini gue akan membahas dengan lebih dalam lagi tentang gimana rumitnya kehidupan mereka ketika benih-benih cinta mulai tumbuh dengan canggung tapi manis di antara mereka.

Pada awalnya, kita menganggap bahwa Se Hee adalah mahluk yang tak paham makna cinta karena sikapnya yang selalu dingin dan acuh. Tapi ternyata kita salah besar.

Ia pernah jatuh cinta dan SANGAT mengerti tentang cinta, itulah makanya ia bersikap sangat hati-hati dan kalkulatif dalam menghadapi kelakuan Jiho. Se Hee jelas-jelas tahu bahwa Jiho menyukainya, tapi setiap kali Jiho melangkah untuk mendekat maka ia akan menepisnya dan menggunakan perisainya sebagai tameng. Ia akan berbicara dengan nada acuh seolah tak perduli, formal speech dengan nada yang teramat sopan. 

Salah satu contoh kasusnya  adalah pertengkaran pertama mereka setelah berumah tangga.
Gak penting banget sih cuma ketimbang masalah kucing doang tapi Jiho malah dianggap lancang dan telah melanggar batas privacy. Seketika itu juga mekanisme pertahanan ala Se Hee secara otomatis terbangun dengan sendirinya. Ia akan menutup diri, berusaha menekan emosinya dan membangun dinding tinggi di sekelilingnya dengan tujuan menjauhkan Jiho dari dirinya. KZL BAT YA ALLAH!

Tapi ketika Jiho membalas tindakannya dengan cara menjaga jarak juga, Se Hee justru malah berbalik dan mulai merasakan debar-debar ketidaknyamanan di dalam hatinya. Rasa posesif dan protektif mulai muncul ke permukaan. Hah! Baru tau rasa lo!

Nih Se Hee gue kasih tahu yah, yang namanya cinta mah sukanya datang menyelinap diam-diam tanpa disadari sampai akhirnya bersemayam di dalam hati. Ketika sadar, biasanya sih udah terlambat karena elo sudah terlanjur terperosok dan tak bisa berkutik dari cengkeraman cintanya. MAKAN TUH NEOCORTEX!! BHAHAHAHAHA.

Yang paling gue suka dari drama ini adalah pertumbuhan setiap karakternya terasa sangat nyata sampai-sampai membuat gue merasa tersentuh. Banyak drama yang menurut gue plotnya udah oke tapi character development-nya terasa gak masuk akal dan kayak dibuat-buat gitu. Kalau terjebak dengan drama kayak gitu, biasanya sih sepanjang nge-drama gue akan nge-dumel dan mempertanyakan setiap keputusan yang diambil oleh si karakter hahahaha *penonton sok idealis dan kebanyakan aturan*

Gue semacam terharu menyaksikan pertumbuhan karakter Nam Se Hee yang awalnya menutup diri, selalu sopan, menjaga jarak dan menyangkal abis-abisan perasaan cintanya untuk Jiho, sampai akhirnya ia ditinggal oleh Jiho. Ketika menyadari bahwa cintanya telah pergi ia pun tenggelam dalam lautan duka, mengurung diri dalam kegelapan kamar dan meratap pilu karena tak kuasa terbelenggu rindu. 

Ketika menonton adegan ini, hati gue tuh semacam terbelah antara pengen puk-pukin dia tapi pengen toyor-toyorin palanya jugak sambil bilang : Syukurin lo!

DITINGGAL KE MONGOLIA GITU LHO!
Iya lah, yang namanya emosi mah biar kata diumpetin sampai segimana pun jugak gak bakalan pernah bisa hilang. Ingat, emosi itu bukanlah gunting kuku atau kunci motor yang kalo lupa naro bisa menghilang begitu saja. Bukan! HARUS BISA MEMBEDAKAN DONG! *aing sering banget ilang kunci motor & gunting kuku euy* 

Selama ini Se Hee telah menyimpan sebuah bom waktu di dalam hatinya yang dapat meledak kapan saja. Dan pemicunya ternyata adalah kehilangan Jiho. Bahkan saat itu dengan impulsif ia memutuskan untuk menjual apartemen kesayangannya dan memilih untuk tinggal di rooftop yang sempit. 

Rencana Se Hee yang sudah tersusun rapi yaitu membayar cicilan KPR selama 30 tahun kemudian mati dengan tenang di ruang apartemen kesayangannya yang memiliki ventilasi sempurna itu langsung buyar dan hancur berantakan. 

Ternyata hal-hal yang saat ini menurut lo sangat penting, gak akan ada artinya sama sekali kalo lo telah kehilangan orang yang elo cintai. Itulah yang dinamakan kekuatan cinta! Sejak dulu begitulah cinta, penderitaannya tiada akhir. Kosong adalah isi dan isi adalah kosong! *Ini kenapa dialog kera sakti jadi kebawa kesini sih, gara-gara si Lee Seung Gi sih ah!*

Berbagai Kutipan, Narasi dan Dialog 

Seperti yang kita ketahui, di drama ini bertaburan berbagai kutipan, narasi dan dialog berharga yang mampu membuat kita merenung dan berkontemplasi tentang makna hidup sembari menatap gorden ruang tamu. Akan gue bahas sebagian saja yang menurut gue sangat berkesan dan relate dengan gue secara personal.

what a beautiful wedding
Percakapan tentang Kebahagiaan

Selama hampir 2 dekade gue nge-drama, sepertinya adegan pernikahan di drama Because This is My First Life harus gue nobatkan sebagai adegan pernikahan ter-cetar seantero Kdramaland. Menurut gue lho yah!

Perasaan gue campur aduk ketika menyaksikan adegan tersebut, terutama semua adegan yang melibatkan ibunya Jiho. Kebahagiaan ibu Jiho bercampur dengan kebimbangan khas seorang ibu ketika harus melepaskan kepergian anak perempuannya.
Awalnya ibu Jiho menyelipkan sepucuk surat di tas Se Hee yang kemudian ditemukan oleh Jiho dan menyebabkan ia menangis tersedu-sedu tanpa henti. Sampai akhirnya Se Hee tiba, mengulurkan tangannya dan berjanji akan menemaninya berjalan menuju pelaminan. 

Tapi adegan yang paliiiiing gue suka justru adalah percakapan singkat antara Se Hee dan ibu Jiho, ketika ibu Jiho memberikan obat karena Se Hee mimisan.

Saat itu, Se Hee mengucapkan bahwa Jiho adalah seorang wanita yang kuat penuh tekad dan pasti akan mengambil keputusan-keputusan yang akan membuat dirinya bahagia. Dan apa pun keputusan itu, Se Hee berjanji untuk selalu mendukungnya dan tak akan menghalanginya.

Se Hee minta maaf kepada ibu Jiho karena gak bisa menjanjikan hal-hal yang besar seperti berjanji untuk melindunginya atau membahagiakannya. Hanya sebatas itu saja yang bisa ia janjikan. Saat itu Ibu Jiho mengucapkan sesuatu yang menurut gue sih sangat berharga dan membuat gue terkesan. 

Ibu jiho menjawab, “Kenapa harus minta maaf? Hanya karena kamu menikah dengannya bukan berarti kamu harus membahagiakannya. Siapa sih yang bisa membuat orang lain bahagia? Asal saling mendukung aja udah cukup kok!”

Lagi-lagi gue merasa relate banget dengan ucapan Ibu Jiho. Yeoksi, she is a a woman with full of wisdom.

mau dibikinin sop ular atuhlah plis!
Entah mengapa menurut gue sih, ucapan gombal saling membahagiakan pasangan adalah sesuatu yang sebetulnya gak perlu untuk dilakukan karena emang gak mungkin. Sia-sia belaka. Sekali lagi ini murni menurut pendapat gue lho yah dan elo boleh aja untuk gak setuju kok. Bebas!

Pada hakikatnya kita gak bertanggung jawab untuk kebahagiaan orang lain walopun pasangan kita sendiri, karena kebahagiaan bukanlah sesuatu yang bisa kita berikan begitu saja. Happiness is a state of mind. 

Sekeras apa pun kita berusaha, sebaik apa pun kita, apa pun yang kita lakukan, kita gak akan mampu membuat orang lain bahagia. Demikian juga sebaliknya gak usah berharap untuk dibahagiakan oleh pasangan kita. Karena yang bisa membuat diri kita bahagia, hanyalah diri kita sendiri.

Jiho is a lucky daughter
Gue sudah menikah hampir 15 tahun dan merasakan banget kebenaran ucapan ibu Jiho tersebut. Ketika elo berusaha untuk membahagiakan seseorang walopun itu adalah pasangan lo sendiri, maka lama kelamaan elo akan merasa lelah sendiri. Yang bisa kita lakukan hanyalah berusaha mencari cara untuk merasa bahagia dan gak menghalangi pasangan kita untuk melakukan sesuatu yang membuatnya merasa bahagia.

Sikap Abah yang membebaskan gue untuk nge-drama sepuasnya dan spazzing di socmed tentang bias sesuka hati adalah cara dia mencintai gue. Kalo cara itu ternyata membuat gue merasa bahagia, maka dia memberikan ruang bagi gue untuk melakukan apa yang gue suka.

Dan ketika kita merasa bahagia, maka hal itu akan terpancar dengan sendirinya dan membuat orang-orang di sekeliling kita pun merasa bahagia pula. Itu aja sih. Happiness is contagious.

Tunnel – Terowongan

Pada eps 4 ada kejadian yang kurang menyenangkan antara Jiho dan salah satu rekan kerjanya. Hal tersebut menyebabkan Jiho harus lari terbirit-birit keluar dari rumah hanya dengan menggunakan baju tidur saja. Ia merasa shock karena diperlakukan sebagai mahluk yang tak berharga. Dapat dikatakan bahwa saat itu mungkin merupakan titik terendah dalam hidupnya.

Dengan gontai ia melangkah tak tentu arah dan merasa sangat putus asa. Saat itu terjadilah sebuah monolog menarik yang diucapkan ketika ia sedang berjalan dengan perasaan gamang menelusuri sebuah terowongan. 

Monolog tersebut diucapkan dengan voice over “When I decided to live my dream, I thought that from now on my life would be a dark tunnel which I walked alone. But I didn’t realize how dark it would be. I didn’t know how lonely I would be”

JLEB-JLEB-JLEB! I feel so relate!

Jiho merasa putus asa meraih impian!
Adakah di antara elo yang mungkin pada saat ini sedang merasa terjebak dengan suatu keadaan atau situasi tertentu yang membuat lo merasa sesak? Elo merasa sudah melakukan segala sesuatunya sesuai dengan aturan? Elo sudah mengerahkan segala daya dan upaya untuk mencapai tujuan? Tapi berasa mentok?

Atau mungkin pada akhirnya elo sudah berhasil tiba disana. Elo berada di tempat yang sudah menjadi tujuan lo selama ini. Tapi kok ternyata kayak gini? Kenapa hasilnya cuma gini doang? Apakah selama ini gue cuma buang-buang waktu aja? Apakah jalan gue bukan di sini?

Jiho sudah berjuang sekuat tenaga untuk menjadi penulis skrip yang selama ini dimimpikannya. Dan ketika berhasil mencapai cita-citanya ia pun dengan tak kenal lelah mendedikasikan semua energinya untuk menjadi penulis skrip terbaik, tapi ternyata hasilnya cuma gitu-gitu doang. 

Cuma mentok jadi asisten penulis skrip dan nulis tentang product placement doang. Segitunya dapet kesempatan untuk menulis cerita, ternyata disabet gitu aja sama mantan atasannya dan diperlakukan dengan tidak hormat sama rekan kerjanya.
kenapa hidup gue cuma mentok jadi penulis adegan di Subway?
Gue berasa relate banget dengan adegan ini karena sejujurnya gue pernah mengalami kebimbangan  yang mirip kayak Jiho. Moment itu terjadi saat gue memutuskan untuk keluar kerja dan menjadi stay at home mom. Gue sempat dilanda depresi dan merasa sangat tidak bahagia.

Ada masa-masa penuh kebimbangan dimana gue merasa kok hidup gue cuma gini-gini doang dan kayaknya gak berharga banget. Pada saat-saat seperti itu biasanya kita akan mulai meragukan diri kita sendiri. Kita pun akan mulai mempertanyakan keputusan-keputusan yang telah kita ambil di masa lalu. 

Apakah Ini beneran jalan yang harus gue tempuh? Apakah ini merupakan sebuah tantangan yang harus gue lalui untuk maju terus? Atau ini merupakan suatu pertanda bahwa sebenernya jalan gue bukan disini dan gue harus berbalik arah?

Ya ampun, gue paham banget pergulatan dan kebimbangan Jiho pada saat itu, karena gue pernah mengalaminya sendiri. Gue senang pada akhirnya Jiho berhasil mengatasi pergumulan itu dan mengambil keputusan untuk bangkit dan menulis kembali.

Gue yakin di luar sana banyak juga penonton yang sama seperti gue, merasa relate dengan adegan & dialog ini karena pernah atau sedang mengalaminya. Gue hanya bisa mendoakan dan mengirimkan virtual hug semoga elo juga berhasil melaluinya yah. gak usah khawatir, semua akan baik-baik aja kok. Tetap semangat yah!

Skinships and Emotional Kissing Scene

Duh, gimana dong sepertinya SEMUA skinship yang ada di drama ini kental dengan balutan emosi. Jadi nontonnya berasa emosional gitu!

Mungkin karena penokohan Se Hee yang sepanjang nge-drama dibikin dingin, sopan dan tanpa ekspresi, maka setiap kali terjadi skinship di antara mereka, hati gue tuh selalu aja bagaikan berhenti berdetak sepersekian detik saking deg-degannya bhahahaha.

Ditambah lagi chemistry yang melimpah ruah di antara mereka, bahkan cuma menonton adegan gandeng tangan aja hati gue tuh suka mendadak berdesir dan bergemuruh tak kuasa menahan gelombang perasaan yang berkecamuk.

this is what we called handporn yeorobun!
Intinya sih gue suka sama semua adegan skinship lovey-dovey yang ada di drama ini, karena sesuai banget ama karakter mereka. Dan sulit bagi gue untuk milih satu aja buat dibahas. Tapi kalo dibahas semua, postingan gue harus dibikin berapa part cobak, ini aja sebenernya udah kepanjangan banget hahahaha.

Gue suka adegan penuh emosi ketika Se Hee menganggap kehadiran Jiho di hadapannya hanyalah sekedar mimpi belaka dan dengan berlinang air mata mengungkapkan betapa hancur hatinya karena kepergian Jiho.

Ini semua hanya mimpi, cray!
Gue juga suka adegan sopan santun penuh tata krama dimana mereka saling minta ijin terlebih dahulu sebelum mulai nyosor dan gimana mereka mikir dulu sejenak sebelum meng-iyakan dengan nada lirih dan sendu.

Gue juga suka adegan Jiho yang pura-pura tidur duluan saking gugupnya tapi ketika membuka mata, ternyata Se Hee sedang menatapnya dengan sangat intim, dengan jenis tatapan yang bikin meleleh gitu lah. Saat itu hati gue mulai berdentum & bergejolak seakan-akan sedang menyaksikan perbuatan yang tak senonoh. PADAHAL MEREKA CUMA TATAPAN DOANG!  Imajinasi lo itu tolong yah dijaga!
Tapi tentu saja adegan pantai harus dinobatkan sebagai the most emotional kissing scene in this drama!*YAELAH KATANYA GAK MAU DIBAHAS SEMUA, TAPI TETAP AJA MALAH DIBAHAS SEMUA! DASAR BLOGGER LABIL LO!* 

Menurut gue sih hal paling signifikan dalam sebuah kissing scene adalah bagaimana caranya sutradara & penulis skrip mampu mengkombinasikan berbagai faktor antara dialog, ekspresi, angle pengambilan gambar, background music dan jutaan detail remeh-temeh kecil lainnya, sehingga pada akhirnya mampu menciptakan suasana yang bisa membangun emosi penonton.

DAN GUE HARUS MENJURA KEPADA PD-NIM & WRITER-NIM KARENA MEREKA BERHASIL MELAKUKANNYA!

Diawali dengan curhatnya Se Hee tentang salah satu puisi yang ia sukai, yang mana merupakan sebuah pertanda kecil bagi Jiho bahwa ia mulai membuka sekelumit isi hatinya.

Gue rasa saat itu jiwanya mulai sedikit rapuh akibat kelelahan fisik sehabis kerja rodi bikin kimchi, ditambah lagi dipaksa untuk menenggak bergelas-gelas makgeoli sehingga kemunculan Jiho yang bening dan jernih itu bagaikan mata air pegunungan di hamparan gurun pasir hahaha.

langsung berbinar-binar melihat kehadiran Jiho yang menyegarkan
Perbincangan mereka di pantai sesungguhnya penuh dengan berbagai simbol dan bahasa yang serba tersirat.

Se Hee menceritakan tentang puisi kesukaannya ketika berusia 20-an dan ia berkata bahwa saat itu ia tak begitu paham artinya. Dan setelah tahu artinya, dia jadi merasa gak sanggup lagi untuk suka sama puisi tersebut. Lalu ia berkata, “Ada hal-hal tertentu yang gak bakalan sanggup lagi untuk elo jalani, kalo elo udah paham artinya!”

Okay, Jadi Se Hee sedang bermain perumpamaan dan menganalogikan puisi tersebut dengan cinta. Menurut dia cinta itu menyakitkan dan dia merasa gak akan sanggup lagi untuk menjalaninya karena sudah pernah mengalami gimana sakitnya. Love hurts!

Well, that is not true Se Hee-nim! Loneliness hurts, rejection hurts, losing someone hurts. But love aint hurt! Don’t be confused please!

Se Hee : Love hurts :(
Tapi Jiho menanggapi curhatan tersebut dengan teramat bijak. Mungkin karena Jiho sebenarnya sudah mengetahui bahwa Se Hee pernah patah hati dengan begitu dalam. Ia mencoba menyemangati Se Hee dan mengucapkan kalimat pendek bahwa, “Hanya karena elo pernah hidup kemaren, bukan berarti elo jadi tahu segalanya tentang hari ini kan? Jadi gak perlu sotoy dan nyama-nyamain semuanya deh”

Jiho pun menambahkan, “Contohnya aja walopun elo udah pernah lihat pantai, tapi saat ini adalah pertama kalinya elo lihat pantai bareng gue kan? Dan rasanya beda kan? Begitu juga dengan pernikahan kita, first kiss kita. Karena setiap moment yang kita alami bersama, adalah untuk pertama kalinya. Jadi pastilah akan beda rasanya!”

Kemudian Se Hee menatap Jiho dengan tatapan penuh cinta karena Jiho telah mengatakan semuanya tepat pada sasaran. Ucapan Jiho sepertinya telah memberikan kehangatan di hati Se Hee yang selama ini membeku.

Jiho : Love hurts? Jangan sotoy plis! hanya karena lo hidup kemaren bukan berarti lo tahu semua tentang hari ini!
Melalui drama ini kita jadi mengetahui betapa besarnya kekuatan sebuah ucapan. Betapa kekuatan ucapan dapat membunuh, dapat membuat lo mati rasa selama 12 tahun. Tak bisa menghapusnya walo sekuat apa pun lo berusaha. Tapi bagaimana kekuatan ucapan juga ternyata dapat menyembuhkan.

Ada sebuah narasi yang diucapkan oleh Se Hee, tapi gue lupa eps berapa. Saat itu dia melakukan monolog dan bertanya pada diri sendiri sejak kapankah tepatnya ia mulai merasa perduli dan khawatir pada Jiho? Dan ia kemudian menyadari bahwa ternyata semuanya berawal dari sepercik kehangatan dalam setiap ucapan Jiho. 

Kehangatan tersebut menumpuk kemudian menembus dan merasuk ke dalam hatinya. Dan secara perlahan membangkitkan kembali debar di hatinya yang selama ini ia pikir sudah beku.

OMG!OMG!OMG! DIALOGNYA KENAPA DALAM BANGET YA ALLAH!

chemistry overload! Penonton : gigit-gigit bantal
Dalam hal ini menurut gue sih, penulis skrip dan sutradara udah BERHASIL banget membangkitkan emosi para penonton. Sehingga ketika pada akhirnya kissing scene itu terjadi, emosi kita pun semakin meluap hingga ke puncaknya. Dan semuanya menjadi terasa natural dan memang sudah seharusnya terjadi.
 
AKU BAGAIKAN SEONGGOK HATI TAK BERHARGA YANG HAUS KASIH SAYANG KETIKA MENYAKSIKAN ADEGAN INI! THIS COUPLE DEFINTELY TAKE BAPER TO THE NEXT LEVEL!

 kemudian handphone-nya bunyi dong! plis deh!
Beautiful Ending

Menurut gue sih yang paling menarik tentang drama ini selain semua karakternya terasa nyata karena jauh dari sempurna dan memiliki lukanya masing-masing, juga karena drama ini berhasil membuat para penonton baper secara konsisten dari awal sampai akhir nge-drama. Karena baper adalah koentji!

Banyak drama yang seru di bagian awal tapi biasanya mulai kedodoran ketika menjelang pertengahan karena kesulitan menjaga ritme. Banyak sih, tapi gak usah gue sebutin lah yah nama dramanya hahahaha.

Endingnya pun menurut gue cukup manis. Walaupun pada awalnya gue agak khawatir karena drama ini tayang di TVN, tapi untunglah sepertinya kali ini mereka sudah insyaf dan memberikan ending yang beradab dan sesuai dengan kaidah per-drama-an pada umumnya. Subhanallah yah.

Subhanallah, endingnya sudah sesuai dengan kaidah per-drama-an
Spekulasi Seputar Ending

Tapi berdasarkan hasil riset gue di berbagai forum sih, ada juga yang merasa kurang puas. Banyak penonton yang menyayangkan sikap Jiho di eps 15 yang memutuskan untuk bercerai kemudian pergi meninggalkan Se Hee. Padahal saat itu Se Hee sudah siap untuk memintanya menjadi istri betulan, dan Jiho tahu hal itu. Banyak netijen yang menganggap bahwa Jiho manipulatif dan mempermainkan perasaan Se Hee.

Tapi entahlah, kalau menurut gue sih Jiho tidak sedangkal dan sepicik itu. Dia tidak pergi meninggalkan Se Hee dengan tujuan untuk menguji perasaan Se Hee, tapi untuk menyakinkan dirinya sendiri akan perasaannya.

Selama ini Se Hee terkungkung dan terbelenggu di Ruang 19 dan menyembunyikan seluruh emosinya dari siapa pun. Jiho pun dengan sabar menantinya. Walaupun Jiho TAHU tentang semua masa lalu Se Hee, tapi ia tidak pernah bertanya sedikit pun. Ia menahan diri.

cinih peyuk...cinih...
 Ia berusaha menghormati Ruang 19 Se Hee dengan cara tidak mengetuk pintunya dan hanya menunggu dengan sabar. Tapi Se Hee sama sekali tidak pernah memberikan penjelasan apa pun tentang perasaannya dan masa lalunya. Sepertinya ia terlalu nyaman berada di ruang 19 sehingga butuh waktu untuk keluar dengan sendirinya. 

Jadi itulah yang Jiho lakukan. Ia memberikan waktu pada Se Hee dan dirinya sendiri untuk berpikir kembali. Apabila mereka ingin memulai kembali hubungan mereka dari awal maka hal pertama yang harus dilakukan adalah tentu saja memutuskan kontrak yang artinya bercerai. Hubungan landlord – tenant harus dihilangkan dulu lah.

Menurut gue keputusan Jiho untuk mundur sejenak dan memberi ruang untuk berpikir sudah sangat tepat. Ia berusaha untuk melindungi hatinya. Dan baru akan mulai melangkah kembali ketika sudah benar-benar yakin. Well, elo harus mampu mencintai diri lo sendiri terlebih dahulu sebelum elo mulai mencintai orang lain dong. Ya kan? Kan? Kan?

Menurut Sudut Pandang Ahjuma Beranak Dua

Kalo dilihat dari sudut pandang ahjuma beranak dua seperti gue yang tahun depan mau 40 tahun sudah mengecap asam garam kehidupan, drama ini sangat menginsipirasi dari berbagai segi. I feel so relate in so many level.

Gue bagaikan sedang menonton cuplikan-cuplikan kehidupan gue dalam bentuk drama. Drama ini membuat gue berpikir kembali tentang konsep kebahagiaan dalam hidup gue dan juga tentang keputusan-keputusan yang telah gue buat ketika sedang menghadapi persimpangan dalam hidup. Kepedihan gue, kebahagiaan gue, kebimbangan gue, pergulatan gue dan semua hal yang telah membuat gue menjadi diri gue yang seperti sekarang ini. Yes, the drama is that good!

I can feel their pain & sorrow. Gue teringat kembali tentang betapa gamang dan menderitanya gue ketika pernah mengalami kejadian-kejadian tertentu dalam hidup gue. Waktu berjalan lambat dan seakan-akan semua masalah yang menerpa hidup gue gak pernah selesai.

Tapi ternyata kehidupan tidak seperti itu lho.

Keputusan impulsif Jiho untuk menikah tanpa cinta dan hanya demi uang kos ternyata tepat.
Semua pasti akan berlalu dan akan baik-baik saja. Jadi saran gue adalah elo gak usah terlalu khawatir dengan segala keputusan yang sudah elo buat. Gak ada keputusan yang salah dalam hidup ini kok. Percaya deh ama gue. There’s no such thing in life.
 
Kalo pun setelah mengambil keputusan tersebut ternyata semua berjalan tidak sesuai dengan keinginan lo atau elo mengalami ketidaknyamanan, bukan berarti keputusan lo salah. Tapi itu artinya elo sedang diajari oleh kehidupan untuk bersikap dewasa. As simple as that. Hidup tuh emang kayak gitu, gengs!

Setelah  semua berhasil terlewati, maka elo pun bisa menengok ke belakang sambil tersenyum. Kayak gue gitu deh. Kemudian ngebacot panjang lebar di blog tentang makna kehidupan deh bhahahahaha.

Baiklah, sepertinya ini merupakan review drama gue yang terpanjang jadi mending gue cukupkan sampai di sini aja. Mudah-mudahan ada yang beneran baca sampe kelar yah hahahaha.

Gimana? Gimana? Postingan gue udah kayak skripsi belum nih?
 

mudah2an akan ada season 2-nya! Because This is My First Pregnancy!

38 comments:

  1. Aku udah khatam teh, dont worry ��
    Ini drama emang berhasil bikin aku kena sindrom hangover. Senyam senyum sendiri ingat scene konyol, tp berlinangan air mata kalo ingat masa2 sulit mereka. Aah... Keren banget nih drama.

    ReplyDelete
  2. Permisi, mau komen, hahaha

    Gak kebayang berumah tangga dan segala2 nya ijin dulu. Sayang, boleh tium? Aneh yooo....

    Dan aku jg pengen nntn drama ini. Mau nntn pas msh ongoing itu bikin sakit hati, hahaha

    ReplyDelete
  3. Setuju banget sama tulisan2 teteh dari part 1 sama 2.
    Konklusinya drama ini apik banget. Scriptnya, karakternya, chemistrinya, soundtracknya...
    Efek nggregesi dan sedih selain scene ibu jiho dan se hee buatku adalah scene pertama jung min dan se hee di pelataran gedung dan disaksikan mbak ji ho dari kejauhan. Pandangan mata, gesturnya mbak ji ho bikin ati rontok..

    ReplyDelete
  4. nah lho baca review ini kok jadi pengen nonton...

    ReplyDelete
  5. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  6. Drama tercampur aduk di 2k17 yang penuh dengan drama ini. Drama ini justru menggebrak statement tentang pernikahan yang selama ini banyak orang anut.
    .
    .
    Pemilihan pemain itu udah dapet pake banget, pas sesuai porsinya. Bener2 makna kehidupan dikupas abis di drama ini.

    .
    So gomawo teh udah bikin ringkasan macem ini.. ai laff yulah ya sama si ahjumma dua anak ini yang tahun depan udah ada angka empat di depan umurnya. *EH BENER GA NIH?* :)) :*

    ReplyDelete
  7. Teh, mau komen di luar yang dibahas. Ada itu entah di episode berapa yang Se Hee nulis kenapa Jiho merupakan kriteria paling ideal untuk 'berbagi rumah' dengannya. Salah satu poinnya kan mereka sama-sama suka Arsenal. Percayalah itu penting, Teh! (Pakai tanda seru). Saya suka Madrid, suami suka MU. Dan hal yang paling mendebarkan buat saya itu kalau Madrid ketemu MU dan mereka tanding. Saya dan suami jarang berantem, sekali berantem gara2 MU kalah sama Madrid. Buahahaa.....

    ReplyDelete
  8. SETUJU BANGET DONG SAMA TETEH!!
    Tapi ya teh, menurut saya drama ini kurang bagus.

    KURANG BAGUS BUAT SAYA YG BELUM MENIQA JADI INGIN MENIQA, GIMANA DONG :(

    se hee dengan kurang ajarnya memainkan drama dengan apik membuat diriku ingin mempunyai suami kaya doi. Tolong carikan ya teh yang kaya se hee.

    Trims
    Ttd,
    Pecinta secondlead seperti boknam dan wootak cabang banten.

    ReplyDelete
  9. Sedih teh inget adegan sebelum nikahan
    Msih jadi best moment pokoknya
    Drama ini emg daebak banget
    Udh gtu aja
    Sarenghae teh erry *harteu*

    ReplyDelete
  10. "Kalo pun setelah mengambil keputusan tersebut ternyata semua berjalan tidak sesuai dengan keinginan lo atau elo mengalami ketidaknyamanan, bukan berarti keputusan lo salah. Tapi itu artinya elo sedang diajari oleh kehidupan untuk bersikap dewasa"

    Omg gw ngerasain ini juga teh, ko review kali ini gw berasa baca deretan kata-kata mutiara sih, dan menyentuh gw bgt. Makasih teh udh review drama BTIMFL dan ngasih petuah2 hidup buat gw, drama ini emang setiap dialog atau monolognya emang ngena bgt dan sesuai dengan kehidupan gw juga teh, gw juag merasakan penderitan ji ho yg jomblo 30. Tp karena drama ibi gw juga jd penuh khayalan teh, kali aja pulang kuliah sampe nunggu angkot ada cowok yg ngebacot neocortex atau lagi asyuk streaming Persib Bandung. Terus ngajakin kawin, euh gw terima deh asal masih singel wkwkwkw komentar gw mulai ngelantur, pokoknya ditunggu review2 selanjutnya, eh review tentang second leadnya kurang panjang wkwkwk, ayok teh temuka jenis second lead lainnya hahahaha

    ReplyDelete
  11. aku setuju banget dengan membahagiakan pasangan kak... suamiku membebaskan aku untuk kerja sesuai passion aku, walaupun itu berarti dia harus ngeluarin duit lebih buat bayar suster, jadi dia tau kerja bikin aku hepi...

    begitu juga dengan suami... aku membebaskan dia untuk aktif di gereja, ikut komunitas teater, karena itu bikin dia hepi... kalo dikekang malah bikin dia stress hahahaha...

    ReplyDelete
  12. Sekalinya ngedrama dan mengalami halu...

    Pas se hee nangis di kamar jiho, kedenger bunyi kunci pintu dibuka ga? seriusan berasa ngedenger! dan berharap awal ep 16 tuh jiho balik lagi peluk se hee, ga jadi kabur ke insadong (yaelah).

    ETTA KAMU HALUUUU!!!!!

    ReplyDelete
  13. Wahh..
    terharu kakk dg kata2 "tidak ada keputusan yg salah dlm hidup ini"..
    Mksh kakk..😢

    ReplyDelete
  14. Teeehh, aku gagal gagal terus kasih komen yak >.<

    Akhirnya ini aku pake laptop biar pasti masuk atau gak komentarnya, hahahaha.

    Btw, nonton drama ini bener-bener aku berasa relate banget dengan JiHO dan temen-temennya loh teh, soalnya kita lahirannya pada tahun yang sama tahun 88, hahahaha.

    Berasa bener-bener emang permasalahan angkatan 88 itu yang galau belum menikah, atau galau belum dapat pekerjaan yang ok. Atau galau mau masuk ke umur 30, hahahahaha.

    Tapi walaupun adegan bermesraan mereka minim banget, kok aku deg-degan disepanjang episode dari 1-16 ya teh, keren banget pengembangan karakter dari penulisnya yak.

    Dan untung aku udah nonton ya teh sebelum teh erry bahas ini panjang lebar yak. Soalnya aku gak terlalu tertarik nonton ini karena posternya seh, :P Kalau gak kan jadi gak nyambung aku baca ini, hahahaha

    ReplyDelete
  15. Waduhhh teh erry niat hati nge reivew drakor ini sampai 2 part ceritanya biar bisa segera move on dari drakor ini dengan "ngebacot" di blog, tapi atuhlahhhhh kalo di part pamungkas ini bahasa dan the feelin inside about this drama ini segitu paripurnanya, atuhhh gimana mau move on saya yang bacanya ;( .

    ini malah jadi kejatuhan baper babak baru gegara tulisan teh erri haha. jadi makin deg - deg ser keinget chemistry lee min ki n jugn so min dalam meranin se hee n jiho.

    Jadi baper never ever ending. lbh dahsyat dari bapernya sm dots dulu.

    ada plot twist dari akhir review teh erri ini, yaitu season 2 dengan judul "Because this is my first pregnancy" oh myyyy..... jadi nge halu, ya kalo gak di season 2 dramanya, ya mungkin di real mereka berdua jadi real gitu *upssssss

    sungguh tidak bisa menghindar dari pikiran nge halu apalagi di bombardir lagi dengan review pamungkas di part 2 dari teh erry ini haha

    ReplyDelete
  16. gara - gara drakor ini aq jadi meluncur donlot lagu - lagu lee min ki di jaman dulu semasa jadi penyanyi dulu dengan genre nge rock. oh myyyy se hee aka min ki sejuta pesona slaur biasa, manly baik dr outlooks, karakter maupun musikalitas nya

    ReplyDelete
  17. ya Tuhan..ternyata kita seumuran. #eehh
    ahjuma rasa noona ini ingin angkat topi buat buat teteh erry yang sudah membedahs dengan sangat mendalam drama kesayangan kita semuwah.
    sungguh-sungguh panjang,gamblang dan berfaedah sekali.
    eh btw..udah mulai nonton Black Knight belum teh?
    itu mah juga bisa bikin baper secara ada ahjusi rasa oppa.

    ReplyDelete
  18. Akupun tercabik oleh kata2 jiho yg dipantai. Mak jlebbbbbb.. secara overall bagus teh dramanya. Sukak banget.

    Btw ini mah belom kek skripsi. Hahaa. More.. more.. more..

    ReplyDelete
  19. Teteh, keren banget sih review-nya! Tak satu kata pun terlewatkan, saya baca sampe akhir dong dan semua yang Teteh tuliskan emang bener banget. Saya juga merasakan hal serupa saat menonton drama ini 😍😍


    Dan adegan yang beberapa kali kuulangi karena suka banget adalah adegan kissing yang di pantai itu dong 😍😍

    ReplyDelete
  20. Teh erry.. daebaakkk... terima kasih part 2 nya panjaaangg bangettss tapi dibaca smp abis smbl ketawa2 sendiri.. hihihii setujuu banget banget banget sama teh erry..

    Yasss.. chemistry overloaddd.. !! Iya masa liat mereka gandengan tangan atau bahkan cuma duduk bareng di dalam bus, bikin kita penonton deg2an, over excited, baper abiss.. *my fragile heart can't help this* apalagi waktu mereka ciuman di pinggir pantai di waktu senja.. uncchh.. it's too perfect.. too beautiful ..

    Bener2 drama yg well written, well produced, and well acted.. semuanyah perfect. Daann.. sukaa semua scoring dan soundtracknya. Best romcom k drama ever..!!

    Suka juga inspirasi2 karya seni yg dimasukkan writer nim di drama ini, inspirasi film, buku, puisi,, dihubungkan dng perjalanan hidup dan impian "uri couple", couple favorit kita ini. Thank you lee minki dan jung somin for great acting and chemistry to live up our sehee and jiho ❤❤

    Masih hangover dan biarin aja, gamau move on aah.. because this is my first time being over obsessed and so in love with k drama.. hehehehe

    ReplyDelete
  21. Ampun Biii dirimu racun banget. Aku pun jadi suka Drakor. Bagus dialognya dan bikin emosi penonton naik turun banget. Dan selalu ada yg dipelajari dari kisahnya.

    ReplyDelete
  22. Saya suka ulasannya. Yg bibiteliti ungkapkan sesuai dg yg saya rasakan. Jd saya enjoy banget mbacanya. Saya jg setuju drama because this is my first life jd juara 2017. Kayaknya liat drakor naik level. Keren abis..👍

    ReplyDelete
  23. Dan bok nam beneran berperan jadi stalker di Meloholic, perannya bertolak belakang dengan boknam

    ReplyDelete
  24. Sudah 2017 tapi tak bisa lepas dari Jung pal. Hati ya Allah hati berikan hamba kekuatan.

    Sejujurnya gue nonton gara-gara racun teteh di lini masa. Episode 1 udah kiss. Episode 2 udah diajak nikah. Parah. Apa-apaan. Drama macam apa pulak. Sini mana kutonton dulu

    Akhirnya jatuh cinta akhirnya keterusan akhirnya suka ketawa gemes gemes sendiri. Makasih ya teh tulisannya makasih juga kegilaannya. Karena itu kami juga bahagia

    Karena teteh juga harus bahagia!

    ReplyDelete
  25. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  26. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  27. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  28. Gw pengin komenin tiap paragraf. TAPI INI BUKAN WETPED HAHA
    tapi betewe, ini drama emang TOP kebangetan, sejak episode pertama temen gw udah racunin temen2 gw buat nonton ini krn bagoss.

    ReplyDelete
  29. Tulisan terbaik lah qaqa. Bakalan baca sampe akhir karena bacaannya emng menyenangkan, sampe ngedumel dalem hati. "Yaaa kok udahan sih"

    ReplyDelete
  30. "Gak ada keputusan yang salah dalam hidup ini" uuhuhu... kata katanya bagus *sesegukan saya. Ini drama emang penuh dengan kata2 mutiara untuk menyemangati hidup 💪 . Dan akuh baca sampe selesai lho..

    ReplyDelete
  31. Huhahaha teh, udah khatam baca smpe part 2 ini, ini review smpe part 2 bener2 lengkap, rinci, jd berasa nonton dramanya lg, dan reviewnya sungguh mengartikan kalau teh Erry belum bisa banget move on dari nam se 😂
    YESS bgt nonton ini itu berasa bgt buat yg udah nikah, dan bisa diambil pelajaran buat yg belum nikah.
    Kyk di eps terakhir se he dan Ji ho msh pke ruang 19, kyk gw mau kermh orgtua gw, gak usah ajak Lo jg gpp. Walaupun memang bgt ya mendarah daging diorgtua jaman baheula dan di Korea jg, klo udh nikah semuanya serba bareng, pdhl kan gak harus kyk gt.
    Jd jiho klo krmh orgtua nya sendiri dan se he jg gt, dan mereka berusaha meyakinkan ke orgtua nya.
    Ruang 19 itu memang perlu bgt buat qt, apalagi yg udah nikah, zaman dlu nikah itu sakral,tp jd kaku, jd bikin ngeri buat qt, jd gak punya privacy, jd gak bisa happy. Mnrt orgtua istri klo udh nikah ya sumur, dapur, kasur aja.
    Pdhl seharusnya enggak gt.
    Dgn menikah saling cinta tapi tetep kasih ruang buat qt sendiri itu, keren lho.

    ReplyDelete
  32. Telat baca dong, kemana aja ya udah lewat setahun hahaha :))
    HATUR NUHUN teh !! tulisannya selalu ku suka <3 <3 suka banget !!
    cara penyampaian dalam tulisannya selalu menginspirasi dan ngasih efek positif.
    Mugi-Mugi teteh sakulawargi teras dipasihan kasehatan, di tangtayungan ku Allah Amin. SEMANGAT teh !!

    ReplyDelete
  33. Aku baru baca part 2-nya T.T
    Emang teh pas aku nonton dramanya emang paling relate sama kehidupan. Selama ini cowok di drakor digambarkan selalu so sweet, selalu peka, dan pokoknya perfect dah dan di sini ada first lead male yang lempeng banget mukanyaaa T.T

    ReplyDelete
  34. Keren bangettt review drama ini 😍 udah baca panjang lebar tapi puas dah 💕 memang saya juga terkena nam se hee Hangover 😝

    ReplyDelete
  35. wow.. aku baru tahu lho drama ini, jadi pingin nonton lah.. kayaknya keren plus romantis, takut baper tapi ya.. hikshiks

    ReplyDelete
  36. Memang meracuni org lain u/ nnton dramakk ini adalah cara move on ter-elite.
    Sukaaakkk review nya teh. Menurutku kurang panjang. Atau emang aku yg belum move on ������

    ReplyDelete
  37. "Kalo pun setelah mengambil keputusan tersebut ternyata semua berjalan tidak sesuai dengan keinginan lo atau elo mengalami ketidaknyamanan, bukan berarti keputusan lo salah. Tapi itu artinya elo sedang diajari oleh kehidupan untuk bersikap dewasa" kata-kata ini inspiring banget

    ReplyDelete

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS