Anak Terampil Kelola Uang di Era Digital

Tuesday, January 22, 2019


Selama ini sih kalau berhubungan dengan uang, gue jarang membahasnya secara serius dengan anak-anak.

Biasanya gue hanya memberi Kayla dan Fathir uang jajan seperlunya ketika berangkat sekolah dan setiap malam ditanya uangnya dipakai untuk jajan apa saja. Udah itu aja sih.

Sesekali memang mereka menerima uang yang jumlahnya agak besar. Biasanya ketika lebaran karena banyak saudara yang memberi THR. Atau beberapa waktu yang lalu ketika Fathir disunat, banyak yang ngasih amplop tuh hahaha.

Tapi lagi-lagi gue jarang membahas pemakaian uang mereka secara serius. Gue cenderung untuk membebaskan mereka untuk membelanjakan uang tersebut, paling gue hanya sebatas mengingatkan untuk ditabung sebagian. Tidak pernah terbersit sedikit pun dalam benak gue untuk memotivasi mereka untuk menghasilkan sesuatu dari uang yang mereka miliki. Atau minimal diajak diskusi, selain membeli sesuatu enaknya uang tersebut dipakai untuk apa. Gak pernah! Duh, terlalu abai aku tuh!


Talkshow Parenting Anak Terampil Kelola Uang di Era Digital

Beberapa waktu yang lalu gue hadir di acara Talkshow Parenting yang diadakan oleh Prestasi Junior Indonesia dan Citi Indonesia dengan tema : Anak Terampil Kelola Uang di Era Digital.

Acara yang dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 17 Januari 2019 tersebut dihadiri oleh kurang lebih 100 orangtua murid dari kelas 3 sampai dengan 5 dari SDN 191 babakan Surabaya Bandung.  Seru dan rusuh sekali ibu-ibu ini mengikuti acaranya.


Acara dibuka oleh Bapak. Agus Susanto selaku Deputy Executive Director Prestasi Junior Indonesia yang menjelaskan tentang betapa pentingnya literasi keuangan dikenalkan sejak dini. Anak-anak perlu diajarkan tentang pengelolaan uang agar di kemudian hari sang anak tidak boros dan konsumtif.

Ibu Elvera N Makki selaku Country Head of Corporate Affairs Citi Indonesia menambahkan bahwa sang anak diharapkan sedari kecil sudah mampu untuk membedakan antara keinginan dan kebutuhan. Sehingga ketika beranjak dewasa sang anak mampu dan terbiasa untuk mengambil keputusan financial yang bijak dan sesuai dengan kebutuhan.


Pada acara tersebut hadir juga Ibu. Roslina Verauli M. PSI selaku Psikologi Anak dan Keluarga beserta Ibu. Prita Hapsari Ghozie, SE GCertFO, CFP sebagai Financial Planner yang memberikan berbagai masukan kepada para peserta seputar literasi keuangan. Berbagai pertanyaan diajukan oleh para ibu-ibu.


Setelah mengikuti talkshow, para orang tua diharapkan dapat mengenali perilaku konsumtif pada anak serta dampak negatif jangka panjang jika hal tersebut terjadi secara terus menerus. Salah seorang perserta bertanya, mengapakah anaknya sering memaksakan kehendak untuk membeli suatu barang yang sama (kembaran) dengan teman-temannya.

Menurut mbak Vera, pada usia tertentu memang anak akan berada dalam suatu fase di mana ia ingin selalu dianggap oleh teman sebayanya atau biasa disebut peer pressure. Tugas kita sebagai orang tua untuk menanamkan self esteem atau kepercayaan diri pada sang anak bahwa memiliki sebuah barang tertentu, tidak akan otomatis membuatnya akan diterima dalam pergaulan. Wah, PR besar nih untuk para orang tua.


Program Digital Financial Literacy for Children dari Prestasi Junior Indonesia

Atas dasar keresahan para ibu-ibu seperti gue yang kerap kali abai memberikan edukasi tentang literasi keuangan kepada anak-anak, maka Prestasi Junior Indonesia bekerja sama dengan Citi Indonesia berinisiatif membuat berbagai program menarik seputar Digital Financial Literacy For Children.

Program tersebut ditujukan bagi siswa sekolah dasar kelas 3, 4 dan 5 di Indonesia. Tujuannya untuk mendorong para siswa mengerti akan literasi keuangan dan hal lain yang berkaitan dengan industry keuangan, terutama perbankan.

Di kelas, para siswa diberikan pengetahuan tentang pentingnya menabung, memahami perbedaan antara kebutuhan dan keinginan, mengenali metode pembayaran yang tersedia di pasar, yaitu tunai, kredit dan debit. Para siswa juga mempelajari pengetahuan kewirausahaan tingkat dasar dengan cara yang menyenangkan dan interaktid melalui gawai.

Menurut Ibu Elvera dari Citi Indonesia, pada tahun sebelumnya pembelajaran tentang literasi keuangan disampaikan melalui buku komik dan teater. Tapi karena mengikuti perkembangan zaman yang saat ini sudah serba digital, maka programnya pun disesuaikan. Citi Indonesia membekali setiap siswa yang terlibat dengan satu gawai, sehingga mereka dapat belajar secara interaktif dan menumbuhkan kerjasama tim yang baik.


Program Digital Financial Literacy for Children memiliki tiga modul kegiatan yang bertema : Keluarga Kami, Daerah Kami dan Kota Kami. Pada masing-masing modul terdapat pelajaran individu yang telah diselaraskan dengan Kurikulum Pendidikan Nasional Indonesia. Termasuk di dalamnya adlah konten dan kegiatan yang berkaitan dengan perbankan, bisnis, karir, kominikasi, oembangunan ekonomi, uang, produsen & konsumen, sumber daya, pasokan dan permintaan. Selain itu para bankir muda yang tergabung dalam Citi Volunteers turut terlibat di dalam kelas untuk membantu siswa dalam menyelesaikan modul.

Gue menyaksikan sendiri bagaimana para siswa dari SDN 191 Babakan Surabaya dengan penuh semangat menjalankan program ini. Salah satu tim merencanakan untuk menjalankan usahanya di Papua dan memutuskan untuk membuka toko emas, karena sumber daya di Papua adalah emas. Mereka mempresentasikan rencana bisnis mereka secara spesifik mulai dari nama usaha sampai cara untuk  mempromosikan usaha tersebut. Seru!

Kontribusi Citibank dalam Program Digital Financial Literacy For Children

Selama ini fokus bisnis Citibank memang selalu mengedepankan digitalisasi perbankan. Menyadari bahwa kita mulai memasuki era digital, di mana setiap anak familiar dalam mempergunakan gawai maka melalui Citi Peka (Peduli dan Berkarya) dan bekerja sama dengan Prestasi Junior Indonesia, Citibank meluncurkan program Digital Financial Literacy for Children.

Dengan memanfaatkan tren penggunaan gawai bagi anak-anak ke arah positif dengan memasukkan modul-modul edukasi keuangan dan pendekatan interaktif yang aman, komprehensif dan menyenangkan.

Program yang sudah memasuki tahun ketiga ini merupakan bagian dari salah satu pilar Corporate Social Responsibility dari Citibank Indonesia, yaitu inklusi keuangan bagi generasi mudah terutama anak-anak usia Sekolah Dasar. Dengan upaya ini diharapkan para orang tua dapat membimbing anak-anak mereka dalam mengelola uang secara cermat dan tepat guna. Sehingga dapat memberikan manfaat keuangan di masa mendatang.



Jujur saja, sebagai orang tua gue berasa ketampar-tampar banget sih ketika mengikuti parenting talkshow yang diadakan oleh Prestasi Junior Indonesia dan Citibank. Gue baru tersadar bahwa ternyata selama ini gue belum pernah secara serius membahas tentang pengelolaan uang sama anak-anak. Saking polosnya dulu Fathir pernah memuja mesin ATM karena dianggap mesin ajaib yang bisa ngasih duit kapan pun kita butuh hahaha.

Ternyata memberikan pondasi tentang nilai-nilai keuangan sama anak tuh penting karena bisa membentuk karakter anak lho. Walaupun dalam hal ini orang tua tetap harus menjadi teladan. Intinya sih kalau gak mau anaknya boros, berarti ibunya juga gak boleh konsumtif dong. NAH LHO! NAH LHO!

*duh hamba jadi ingin uninstall semua aplikasi onlenshop yang hamba miliki tapi apa daya jemari hamba tydack sanggup melakukannya hahaha*

Sebuah ungkapan yang disampaikan oleh mbak Vera yang masih gue simpan baik-baik dalam hati dan masih teringat sampai sekarang adalah : emosi tidak dijawab dengan konsumsi!

Maksud dari pernyataan tersebut adalah setiap anak berhak memiliki emosi baik positif maupun negatif. Merasa bahagia, sedih, cemas, marah dan kecewa adalah emosi yang wajar muncul dari setiap manusia. Anak harus belajar untuk mengenali emosinya sendiri dan harus menyadari bahwa sebuah barang tidak dapat menggantikan emosi. Duh, berharga banget yah ilmunya!

Semoga dengan peran serta orang tua dalam memberikan pemahaman tentang literasi keuangan, kita mampu mewujudkan generasi muda yang lebih baik lagi yah!



44 comments:

  1. Anakku yang paling gede itu kan udah mulai bisnis gitu dari hobinya menggambar. Sekalian aku ajarin untuk mulai investasi reksadana, sisihkan sebagian dari penghasilannya untuk menabung. Dia jadi makin menghargai uang dan kerjanya loh. Dan kebantu banget dengan adanya perbankan dan investasi digital yang sekarang makin mudah aksesnya.

    ReplyDelete
  2. Iya ya. Dulu pas kecil, kalau ada teman punya barang A, pasti pengen punya juga. Akhirnya minta ortu biar dibeliin. Dan ini juga nurun ke anak kita. Ahahaha. Tapi ortu sekarang kudu lebih bijak dan mengarahkan ke pengaturan keuangan sedari dini dong

    ReplyDelete
  3. Berharga banget ilmunya nih terutama buat ortu yang harus menanamkan literasi keuangan pada anak ya. Kalo si kaka penah jualan squisy itu dan uangnya dia tabung buat beli sepatu yang harganya bikin menjerit (kata MakPuh) hahaa

    ReplyDelete
  4. Wah keren banget ini. Remaja juga perlu banget karena rata2 mulai pegang uang bulanan. Si sulung udah mulai dapat penghasilan dr ngajar & jadi panitia2 gitu, tapi seringnya habis buat jajan bareng gengnya.

    ReplyDelete
  5. Anakku lagi ngalami peer pressure ini. Beraat!
    Dia kelas 8 SMP dan biasalah anak segitu yang dipamerin ke temennya gawai terbaru. Dan akhirnya dia cerita lagi dan lagi. Duh!
    Emak Bapaknya adj pake HP sampe bisa dilem biru eh dianya minta melulu yang baru.
    Tapi salut dengan kegiatan dari Citi Group ini. Jadi membuat ortu makin peduli pada penenaman pengelolaan keuangan sejak dini. Juga mengenalkan pada anak secara langsung literasi keuangan yang sesuai dengan usianya.

    ReplyDelete
  6. hahahha polos banget anaknya mba dikiran mesin ajaib gitu padahal, wkwkwk.
    Btw program citibank ini keren yah, kapan di mksr diadain jg yah biar bisa belajar langsung

    ReplyDelete
  7. Keren banget ya program ini. Menanamkan nilai2 keuangan dan perbankan ke anak. Yang bikin aku salut, program ini gak ada tujuan terselubung untuk ngajak anak-anak, ortu, atau guru nabung di Citi Bank. Sebab memang, tak ada jenis tabungan untuk mereka. Ini murni kepedulian Citi Bank. mantul!

    ReplyDelete
  8. Kegiatan yang bagus banget nih dari Citi Group, bisa membuka mata orang tua yang selama ini abai soal hal tersebut. Anak saya baru 4 tahun sih, dia belum kenal uang juga. Tapi gedean dikit saya tetap harus menyampaikan soal pengaturan uang ini pada bocah.

    ReplyDelete
  9. Waah nambah lagi nih PR aku nanti kalau punya anak teh, pengelolaan uang sejak dini itu penting banget ya teh ternyata. Sekarang mah infoin dulu ke temen-temenku yang pada punya anak deh hehe

    ReplyDelete
  10. wah harus mnegajarkan anak-anak dari dini ya biar gak konsumtif juga, secara gak langsung kadang orangtua yang mau kasih ini itu sama anaknya

    ReplyDelete
  11. Program CSR Citibank keren ya, mengajak anak-anak menghargai nilai uang. Anakku yang kecil malah lebih pintar mengelola uangnya. Dia bisa nyimpen duit saku sendiri, nanti tahu-tahu ngumpul berapa ratus ribu. Ternyata ada tambahan duit hasil bantuin bikin desain logo usaha orang tua temannya

    ReplyDelete
  12. Tambah ilmu lagi nih tentang pentingnya belajar mengelola keuangan sejak dini. Dan orang tua jadi role model ya. Masa mau ngajarin anak tak boleh boros, tapi orang tuanya masih boros. PR besar juga buat aku nih secara aku pun termasuk boros.

    ReplyDelete
  13. "emosi tidak dijawab dengan konsumsi!" quote ter uhh! banget. jadi pengen un install juga aplikasi2 online shop itu hahha.

    ReplyDelete
  14. Ternyata bener jg ya, mengajarkan mengelola uang sejak dini. Jadi inget dulu mulai pegang uang jajan uat 5 hari pas udh sma, hehehe.

    ReplyDelete
  15. Anakku belum kenal uang sih, tiap dikasih uang juga ga peduli terus dikasihin ke saya atau suami, hahaha. Tapi nyadar juga pelan2 mesti diajarin. Baca tulisan jadi makin merasa makin urgent ngajarin anak supaya melek finansial juga.

    ReplyDelete
  16. Aku baru dua tahunan ini ngajarin anak-anak yang besar tentang finansial, keuangan gini, biar tau kalau cari uang itu berat dan harus punya simpanan :)

    ReplyDelete
  17. Membedakan antara kebutuhan dan keinginan ini yang sudah saya tanamkan kepada Fahmi, sejak ia tahu jajan di warung dan beli mainan di toserba.

    Fahmi juga beberapa bulan lalu masih anggap kalau tidak punya uang katanya gampang tinggal datang ke ATM saja. Haha...

    ReplyDelete
  18. Wah sempat jadi pillow talk bareng suami nih beberapa hari yang lalu

    Selama ini Prema selalu menitipkan uangnya (pemberian dari kakek/nenek/ saudara/hadiah) ke saya. Mau belanja sesuatu, dia ijin pakai uang itu
    Rencananya kami akan mengajarkan dia membuat catatan pembukuan sederhana, biar gak ngandelin ingatan doang

    Dan bener banget, sangat perlu membuat anak-anak paham mana kebutuhan, mana keinginan

    Makasi sharingnya mbak

    ReplyDelete
  19. Peran orang tua sangat membantu sekali dengan memberikan pemahaman kepada sang anak, agar jd generasi muda yang lebih baik lagi. Aku sangat setuju

    ReplyDelete
  20. Sangat penting untuk menanamkan literasi digital kepada anak-anak sejak dini. salut sama program ini

    ReplyDelete
  21. ANak-anak memang harus diajarkan untuk mengelola keuangan sejak kecil ya agar saat dewasa tiba mereka bisa memanfaatkan uang dengan baik

    ReplyDelete
  22. Aduh saya malu nih. . Belum mahir kelola uang mba, ok tips akan aku gunaoan dan biar uang nggak kaya air numpang lewat ajah

    ReplyDelete
  23. dari 3 anak, cuma si bungsu yg boros n hobi jajan. dua kakaknya udah bisa ngatur duit n nabung. ee dia mah boro2 nabung wkwkkw. kudu diprogam nih biar nggak boros :D

    ReplyDelete
  24. Kalau saja dari kecil aku dilatih bisa membedakan keinginan dan kebutuhan, mungkin gaya belanjanya gak kayak sekarang..Habis di jaman ibuku kan gak ada edukasi-edukasi macam gini. Dan terus berlanjut padaku sebagai ibu. Sekarang mau berubah ah ;)

    ReplyDelete
  25. Nah pas nih sama lagu yuk kita menabung, karena dari semenjak dini saja sudah diajarkan mengenai literasi keuangan 👍

    ReplyDelete
  26. Wah bagus nih literasi keuangan diajarkan sejak dini. Jd anak2 saat amsih kecilpun udah bisa membedakan mana barang yg dibeli krn kebutuhan mana yang krn cuma pengen ya?

    ReplyDelete
  27. Aku yang lagi berjuang banget itu ya ngajari self esteem ke anak, bahwa nggak semua hal yang dimiliki temannya dia harus punya. Dan untuk berteman nggak harus punya yang sama dengan teman-temannya. Kebetulan aku tinggal dekat dengan saudara yang mana anak kami otomatis tiap hari main bareng. Nah, anakku kadang suka minta ini itu biar sama kayak saudaranya. Ini challenge banget buatku untuk menjelaskan dan mengajari anak masalah pengeolaan keuangan. Apalagi kalau sudah ada embel-embelnya biar sama kayak saudaranya. Duh, mau nggak mau aku harus ngajak duduk lalu rembugan sama bapaknya juga.

    ReplyDelete
  28. pastinya seru dech kalau anak-anak diberi materi, Digital Financial Literacy For Children. Sekarang khan serba digital ya mbak, jadi hal-hal seperti ini anak-anak juga mesti tahu

    ReplyDelete
  29. Kalau anak udah terampil mengelola uang, orang tua juga bernapas lega. Karena anak-anak jadi gak konsumtif :)

    ReplyDelete
  30. Belajar mengatur uang memang harus sejak dini ya. Saya aja baru mulai belajar ngatur keuangan setelah kerja dan ngerasain susahnya nyari duit. Hahaha.

    Gak apa2 telat daripada gak sama sekali kan. Alhamdulillah sekarang sudah bisa ngerem pengeluaran dan membedakan mana keinginan mana kebutuhan

    ReplyDelete
  31. Dari kecil selalu belajar hemat, sampe sekarang jadi kebiasaan ngeluarin uang kl bener bener butuh. Buka onlenshop juga kl lagi butuh

    Emang bener nih belajar kelola uang itu harus dari kecil karena bentuk kebiasaan sih

    ReplyDelete
  32. Memang penting sedari kecil sudah terbiasa mengelola uang. Sedikit demi sedikit, pasti akan bermanfaat disaat d.butuhkan. Jadi ingat dulu waktu sekolah dasar, saya d.ajarkan nabung tiap hari. Dan sampe sekarang masih juga :)

    ReplyDelete
  33. Anak-anak juga perlu banget diajarkan mengenal dan memahami beda kebutuhan dan keinginan. Lalu, terus jadi kebiasaan hingga dewasa.

    ReplyDelete
  34. Anakku usia 4,5 tahun dan belum ngerti uang karena gak doyan jajan kecuali es krim conello aja 🤣

    Untuk urusan perhepengan eh literasi keuangan, aku teteup ngajarin dengan cara membuatkan account khusus anak dan tiap bulan anakku nabung ke bank.

    ReplyDelete
  35. Bukan cuma orang tua ya ternyata, anak-anak kudu melek financial sejak dini. Setuju banget buat ngajari mereka mengelola keuangan biar jadi kebiasaan saat dewasa nanti

    ReplyDelete
  36. Program kegiatan ini bagus mbak, aku belom punya anak sih tapi artikel ini bermanfaat banget buat pengetahuan ku, biar bisa mengedukasi anak sendiri tentang keuangan nanti.

    ReplyDelete
  37. Acara seperti ini aku selalu suka, banyak ilmu yang didapatkan. Kalau ngomongin mengatur uang, dari kecil anak-anakku sudah diajarkan menghargai uang. Supaya mereka tidak keseringan jajan. KAlau pengen apa-apa, harus nabung dulu.

    ReplyDelete
  38. Anak sulung saya umur 7 tahun belum ngerti yang namanya uang nih. Ke sekolah pun selalu bawa bekal, jadi gak pernah jajan sama sekali.

    Semoga besok besok pas udah kenal uang juga dia tetap ngerti mengelolanya. Gak asal dijajanin.

    ReplyDelete
  39. Ternyata ga hanya irg dewasa ya mba, anak anakpun harus mukai diajarkan mengenaik pengelolaan keuangan. Ini aku dapatkan juga saat membaca salah satu buku financial anak.

    ReplyDelete
  40. wah pengen deh ikutan kelas begini, anak-anakku belum paham banget mengelola keuangan hehe sejauh ini mulai diajarkan menabung saja sih

    ReplyDelete
  41. Keren nih, ngasih pengetahuan dan pembelajaran untuk si anak tentang terampil mengelola uang :D

    Terbayk sekali :D

    ReplyDelete
  42. Program digital sebagai bentuk edukasi for children memberi konsen yang positif untuk mengelola dan mengatur tata keuangan sedini mungkin untuk lebih menghargai keuangan yang dimilikinya sehingga di pergunakan dengan tepat

    ReplyDelete
  43. Wajib sih perencanaan keuangan tu. Apalagi sekarang biaya kuliah negeri & swasta sama saja mahalnya, nggak kayak dulu lagi.

    ReplyDelete
  44. Haha.... emosi memang tak boleh diredakan dengan konsumsi ya. Kalau gak ya dompet bisa jebol terus.

    ReplyDelete

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS